Friday 31 December 2010

Bantu Aku....

Buat sesama KLAnese mohon maaf jika teman-teman harus dikecewakan, judul ini tidak hendak menceritakan seputar salah satu tembang lawas yang dibawakan trio Katon Lilo dan Adi, kalau tidak salah muncul dalam album Kedua (1990) dan The Best (1992). Tidak juga seputar tema yang sama dalam lagu itu.

Tidak teman. Judul ini untuk sesuatu yang lain, yang lebih besar, tapi pribadi sifatnya, karena subyek aku, tak lain tak bukan merujuk pada si empunya note/blog ini. Maka bantu aku, adalah kalimat sederhana, sesederhana seorang teman meminta bantuan kepada teman-temannya.
.....

Tahun 1431 Hijriah, dan 2010 Masehi seperti biasa Dia yang Maha Rahman tak berhenti memberikan kenikmatan tiada tara, dan menjadi lebih spesial karena untuk tahun ini Allah memberikan anugerah dan kenikmatan yang luar biasa. Setelah sekian lama akhirnya mimpi keluarga bisa terwujud: Salah satu dari putera kedua orang tuaku akhirnya bisa masuk Kementerian Luar NEgeri, dan  Allah meletakkan kehormatan untuk mewujudkan impian itu kepadaku. Tetes air mata kebahagiaan atas impian yang lama terpendam Allah takdirkan untuk terjatuh lewat aku. Kakak pertamaku mencoba, dan Allah punya takdir lain untuknya, kakak ketigaku mencoba, Allah pun memiliki takdir yang terbaik lain untuknya. Aku putera keenam dari kedua orang tuaku mencoba... gagal! mencoba....gagal! mencoba dan Allah menjadikan dua kegagalan sebelumnya sebagai takdir yang tertunda...tamsil bahwa diujung tiap jerih payah manusia adalah Dia Sang Pemilik Takdir dan Ketetapan. Tak ada yang bisa menggeser apa yang telah ditetapkan-Nya.

Jika ada yang harus aku tunjuk menjadi medium penjemput takdir Allah maka aku akan mengatakan doa. Doa saja!....sungguh upayaku terlampau kecil untuk mendapat ganjaran ini. Doa, terutama doa tak henti kedua orang tuaku, pada derajat selanjutnya doa keluargaku, dan doa teman-teman sekalian telah mengetuk Arsy dan menjemput takdir itu. Maka izinkan aku memulainya dengan rasa syukur dan terima kasih sebesar-besarnya atas doa yang teman-teman berikan.

Tapi jangan berhenti berdoa. Sebagaimana teman-teman bertanggungjawab atas dikabulkannya doa itu, maka teman-teman punya tanggungjawab untuk menjagaku...hahah..terdengar janggal memang, tapi izinkan aku meminta lebih. Bantu aku...
.....
Salah satu kenikmatan lain di penghujung tahun ini adalah aku bisa melunasi hutangku. Tergolong cukup besar, sangat malah untuk ukuranku: empat juta setengah! Sekali lagi Sang Razzak, Sang Waduud mengizinkan aku melunasi hutangku, dan upaya ini mengantarkanku pada janji Allah atas indahnya, dan nikmatnya silaturrahim.

Sebesar dua juta setengah dari total hutangku aku dapat dari seorang paman, kami menyebutknya Om, panggilan untuk setiap mahasiswa Al-Azhar yang suka menginap di rumah kami, tapi yang ini spesial, kedua orang tuaku sudah menganggapnya seperti anak sendiri, sebagaimana terhadap dua yang lain. Kakakku ini bernama Arifin Djayadiningrat.

Setelah Abiku, laki-laki ini adalah panutanku, bahkan di atas 'Nobunaga' sekalipun. Jika kau teman punya kesempatan mengenalnya, kau tak mungkin tidak menjadikannya panutan. Beliau tak hanya cerdas, tapi kokoh keimanannya, dan teruji dalam tribulasi yang luar biasa. Beliau membiayai kuliahnya hingga tingkat S2 sendiri, dengan penuh perjuangan. Dimulai menjadi kuli imigran di Roma, Italia, kemudian saat bekerja sambil berkuliah di Aljazair menghadapi ancaman kematian saat FIS, beliau aktivis partai Islam Al-Jazair itu, diincar oleh rezim militer. Hanya takdir Allah saja yang menjadikan todongan senjata di kepala militer Aljazair yang bengis tak jadi ditembakkan. Saat pertama berkuliah di Al-Azhar pasca pelariannya, dia harus menyanyikan lagu Indonesia Raya dan diminta menghormat bendera, hanya karena khawatir dianggap ekstrimis dan telah luntur jiwa nasionalismenya.

Beliau mengambil studi Syariah Wal Qanun, jurusan elit semacam Hubungan Internasional, tepatnya hukum dan politik di Al-Azhar. Bersama ayah beliau menjadi motor pergerakan mahasiswa Cairo dalam hal menguak korupsi KBRI Cairo, melawan praktik Golkarisasi pada tiap-tiap kesempatan Pemilu, hingga melakukan solidaritas atas reformasi dengan upaya pemboikotan hadir dalam acara temu masyarakat dengan Almarhum Presiden Soeharto. Jika teman-teman melihat kembali sejarah reformasi dan detik-detik kejatuhan Soeharto, Cairo terselip di dalamnya, dua-tiga hari menjelang pengumuman pengunduran dirinya, Almarhum ada di Cairo, ayahku sendiri yang membawa kawat rahasia seputar peristiwa chaos yang terjadi, yang membuatnya memutuskan untuk segera pulang dari jadwal pertemuan tingkat tinggi kalau tak salah, aku lupa persisnya. Singkat kata Abi, dan Kakakku ini tidak hanya memberikan mileu perjuangan dalam diriku, tapi dalam keseharian mereka, dalam nasehat dan melalui cerita menanamkan arti kebanggaan terhadap Islam, perjuangan dan mimpi perbaikan.

Nah, kelapangan yang Allah berikan untuk membayar hutang membawaku bersilaturrahim kepada Om Arifin (owh meski kuanggap kakak, tapi tetap panggilannya Om Arifin, berhubung usia terpaut jauh bahkan dari kakak pertamaku, masih ada barang tiga-lima tahun). Aku sampaikan kabar gembira soal impian keluarga yang terwujud, dia tahu betul impian itu, karena kami berbagi soal itu. Maka mulailah meluncur pelbagai wejangan, dan salah satu yang utama, dan menjadi pokok utama dalam tulisan ini, soal perilaku hidup sederhana!

Dengan kedalaman ilmu agama yang dimilikinya, pemahaman hadis, dan Quran disempurnakan dengan kekayaan pengalaman hidup, disaripatikannya dengan bahasa yang sederhana dan mudah dicerna soal pentingnya perilaku hidup sederhana.Yang kemudian aku sarikan dengan kalimat ini: Bahwa, pintu korupsi adalah saat kau, dan orang-orang terdekatmu mulai meninggalkan hidup sederhana!
......

Teman-teman wallahi, saat celana biru masih menempel dikulit pinggang hingga mata kakiku (ehm kami di Sekolah Indonesia Cairo memakai celana panjang sejak dari SD), aku sudah berazam semumayyiz-mumayyiznya aku, saat mahasiswa dan rakyat di tanah air menunjuk Korupsi sebagai penyakit, dan sumber kehancuran bangsa,  sebesra keinsyafanku untuk melawan korupsi, membenci korupsi, memerangi korupsi. Dan aku yakin memori kolektif, dan alam bawah sadar kita, satu generasi punya pemahaman dan itikad yang sama soal itu. Perjalanan waktu dan keistikomahanlah yang kemudian menguji komitmen kita semua.

Dan pada titik inilah aku meminta bantuan.
Perjalanan hidup dan takdir kini menuntunku untuk menjalani impian, dan misi perbaikan. Aku tahu sedikit banyak tentang Kemenlu (Deplu dulu), tentang praktik korupsi di dalamnya dulu, dan bagaimana ayahku bisa membangun imunitas terhadap cobaan itu, bertahan dengan kejujuran, dan hidup berbekal keyakinan, bahwa Allah sajalah pemegang rezeki manusia. Impian keluargaku adalah kesatuan dari impian pragmatis, dan ideologis sekaligus, kini takdir itu membuka jalan untuk mengujinya.
.....
Allah membuka jalan kesempatan kepada sesiapa yang memiliki niatan baik. Salah satu mantra yang pernahaku dapatkan di Gontor (Om Arifin alumnus Gontor, fakta itu pula yang membuatku memutuskan untuk mengambil pendidikan di sana, yang teman-teman tahu bagaimana ujungnya :p). Idza shodaqol 'azmu wadhoha assabiilu.

Jika benar/shadik baik azamnya maka akan menemukan jalan, kira kira demikian artinya.

Maka Azam remaja tanggung SMP untuk bisa berbuat sesuatu terhadap perbaikan negeri ini kini secara sadar aku insyafi, Allah bukakan jalan untuk itu. Aku dipertemukan dengan orang-orang, dalam setiap pembabakan hidupku, dengan nafas yang sama, orang-orang jujur dan lurus, orang-orang ikhlas, yang dalam buaian dan tangan-tangan ikhlas mereka menyentuh, menyepuh, menyetrum, dan menyemai terus nilai-nilai itu.Yang pada nanar mata mereka ada harapan, yang aku sendiri kerap berusaha mengingkari, bahwa kelak aku bisa berbuat kebaikan, seolah-olah takdir besar itu mereka percayakan padaku.

Sampai kemudian aku bertemu rombongan kebaikan yang di dalamnya ada teman-teman sekalian, bahwa aku percaya, aku tidak sendiri, aku punya teman untuk berbagi, apa yang sudah pasti mustahil saat kedua tangan kecil ini untuk hancurkan menjadi niscaya saat tangan-tangan kecil bertemu dengan ribuan tangan-tangan lainnya, berharap pada kitalah Allah menitipkan rahmat kebaikan bagi negeri ini.
.....
Teman-teman, aku hidup dalam impian, harapan, dan cita-cita untuk mewujudkan barisan kepemimpinan yang membawa pada perbaikan dan kebaikan. Kita hidup menyemai mimpi yang barangkali sama.

Banyak orang berharap pada kita, dan kita pun berupaya menjawab panggilan itu, dan yakin bahwa itu tujuan hidup kita. Tapi suatu ketika, pada suatu titik hidup saya pribadi, saya meyakini passion lain.

Bahwa yaaa semua yang saya utarakan merupakan harapan, impian dan tujuan, dan bahwa ya sebagai seorang muslim kita meyakini kehidupan ini bertujuan semata-mata untuk berta'abbud kepada-Nya merupakan kemutlakan.Tapi aku merangkainya dengan visi hidup yang sangat sederhana. Saat persepsiku menilai orang terlalu banyak berharap, maka aku teman, menekankan visi hidupku secara sederhana: "Aku ingin jadi ayah yang baik" itu saja, dan semoga itu menjadi jalan bagiku untuk menjawab harapanku dan harapan banyak orang.
.....
Visi sederhana itu pun tak mudah. Ada satu ayat Al-Quran yang dalam perjalanan hidup kami, Ayahku coba untuk bumikan. قوا أَنفُسَكُم وَأَهليكُم نارًا At-Tahrim ayat 6, berikut terjemahan ayat lengkapnya:

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

Jika visiku sesederhana menjadi ayah yang baik, maka aku tak boleh memberikan bara api neraka sebagai makanan anak-anakku. Dan untuk itu teman-teman, aku membutuhkan bantuan.
....
Aku butuh bantuan sederhana selain doa, bantu aku untuk tetap berjalan dalam perilaku hidup sederhana, karena dengannya aku terjaga dari godaan apa yang jamak, dan sulit untuk dihindari saat aku menapaki jalan yang Allah tentukan.

Bantu aku dengan nasihat, dengan candaan yang disisipkan. Tiap kali aku punya rezeki yang lebih dan menjamu teman-teman, tanyakan apa aku mendapatkannya dari sisi yang halal. Tiap kali aku menghadiahi teman-teman, tanyakan apa ia terbebas dari sumber yang haram.

Saat aku mulai terlihat melampaui batas dalam membelanjakan harta, ingatkan bahwa jalanku penuh cobaan. Saat lingkar perutku mulai membesar, candai aku dengan mendoakan semoga itu dari yang halal. Saat kau melihat aku punya aksesoris tambahan di salah satu tangan, atau jari jemariku, ingatkan aku untuk tidak terjebak dalam kemewahan.

Saat aku dan keluargaku terlihat kurus dan menahan lapar, doakan kami untuk bersabar, tapi yaa sekali-kali traktir makan juga oke BE GE TE lhoooo..huahahahha

Seperti biasa, selalu ada antiklimaks...maaf, I just can't keep it. Sudah karakter sih...peace ahh

Terlalu banyak nikmat Allah yang tak bisa aku balas, salah satunya adalah kenikmatan memiliki teman-teman yang baik. Maka untuk satu alasan ini sahaja, bisa membuat leherku tercekat, dadaku menyesak, tubuhku bergetar...saat Sang Rahman bertanya: "Maka Nikmat Tuhan-mu yang mana lagikah yang hendak engkau dustakan"

Allahu yarhamukum
Selamat tahun baru 1432
Hijriah , dan 2011 Masehi
Sahabatmu sekalian
Umar Badarsyah ibnu Wihardja








 




 











Monday 6 December 2010

huehehheh...senangnya, dengan twitter bisa ngefollow Manu Ginobili dan Steve Nash.

Nyunduqnya orang-orang itu....

ahad kemarin baru dapet pengalaman menarik...

untuk pertama kalinya jadi panitia bagian nyunduq, suruh ngiterin kantong sunduq untuk musibah di Yogyakarta.

Subhaanallah, nyunduqnya para mukhlisin itu luar biasa. Mereka benar-benar berupaya memberikan apa yang terbaik pada diri mereka. Meski, seperti sebagian besar dari mereka, sebagaimana saya,hidup pas-pasan.

Menjadi teringat dalam salah satu risalah ta'lim Imam Hassan Al-Banna, "Kepada Apa Kami Menyeru Manusia!" terdapat penggalan yang dinukil oleh Imam Hassan perkataan orang-orang mengenai sumber dana dakwah:

"Dari mana sumber dana yang kami pakai untuk dakwah yang telah meraih sukses demikian besar ini, sementara kondisi ekonomi sedang sulit dan jiwa-jiwa manusia sedang pelit?"

Kemudian Imam menjawabnya dengan bangga:

Saya senang untuk mengatakan kepada mereka bahwa dakwah-dakwah agama bertumpu pada iman dan aqidah, sebelum harta dan kekayaan dunia yang fana.

Hari itu, saya ingin mengatakan hal yang sama. Wallahi orang-orang ikhlas ini menjual diri dan hartanya untuk Allah, maka mereka berlomba-lomba memberikan yang terbaik. Mereka berlari mengejar seruan ganjaran yang Allah sediakan tidak hanya di dunia ini, tapi di hari akhir nanti dan masa setelahnya.

Tugasku sederhana, tapi pelajarannya begitu berharga.

Allahumma tsabbit aqdaamana 'alaa shirootik.
Allahumma Amin

Selamat Tahun Baru Hijriyah 1432

Tuesday 23 November 2010

reik - fui.mpg





Spanish
Fui

Hoy,
Con el dolor,
Llega el fantasma de tu voz,
Diciéndome,
Ya no llores amor.

Soy,
Un eslabón,
Que se ha perdido entre tú y yo.

Por favor,
Sólo llévate el silencio que quedó.

Fui,
Fuego por ti,
Hoy sólo quedan las cenizas,
Los restos de mí.

Fui,
Todo y sin ti,
Desaparezco poco a poco y me perdí,
Dentro de mí.

Fue,
Frío el adiós,
La despedida de los dos,
Por favor,
Sólo llévate el silencio que quedó.

Fui,
Fuego por ti,
Hoy sólo quedan las cenizas,
Los restos de mí.

Fui,
Todo y sin ti,
Desaparezco poco a poco y me perdí,

A tu lado fui,
Tan fuerte,
Nunca imaginé,
Perderte,
No … no no no

Fui,
Fuego por ti,
Hoy sólo quedan las cenizas,
Los restos de mí.

Fui,
Todo y sin ti,
Desaparezco poco a poco y me perdí,
Dentro de mí.

Dentro de mí.
English
I was

Today,
With the pain,
Came the ghost of your voice,
Telling me,
Don't cry no more, my love.

I am,
A link,
That you and I have themselves lost between.

Please,
Just take the silence that is left

I was,
Fire by you,
Today they are only the ashes, the rest of me.

I was,
Everything and without you,
I disappear little by little and I lost myself, Within me.

It was,
Cold goodbye,
The goodbye of both,
Please,
Only take the silence that was.

I was,
Fire by you,
Today only they are left ashes,
The rest of me.

I was,
Everything and without you,
I disappear little by little and I lost myself,

To your side I was,
So hard,
I never imagined,
Losing you,
No… no no no

I was,
Fire by you,
Today they are only the ashes, the rest of me.

I was,
Everything and without you,
I disappear little by little and I lost myself, Within me.

Within me.
From: http://lyricstranslate.com

Saturday 18 September 2010

Achtung: Soal Seri Pejalan Tangguh dan Rencana Seri-Seri lainnya

hmmm saya baru ingat, urutan SEri Pejalan Tangguh yang ada saat ini tidak sesuai dengan yang saya rencanakan semula, dulu waktu pertama kali merampungkan seri pertama. Semestinya di seri ke empat adalah Spiritual Quotion Error, atau SQ Madness. Selain itu yang kelima soal tantangan pasca sarjana sudah kelewat momennya jadi perlu direvisi,  yang jelas isinya soal memecahkan rekor. Meski mungkin MPKD II di Anyer tempo hari boleh jadi telah memecahkan rekor itu, tapi karena tidak dimaksudkan untuk itu jadi barangkali tema itu masih menunggu pelaksanaannya. Boleh jadi aku akan meletakkannya di seri terakhir atau sebelum terakhir, kalau Aku  meletakkan seri ke empat soal first walk sebagai penutup karena sifatnya prequel.

Sejauh ini urutannya berarti SEri I-III tak ada perubahan urutan, seri IV Soal SQ error/madness, Seri V Cairo 1999, Seri VI soal memecahkan rekor dan penutup prequel. Harap perbesar kesabaran untuk menunggu. Aku entah kenapa tak bisa menuliskannya dalam naskah pada word, ada sensasi aneh yang membuatku harus menuliskannya langsung di MP, mungkin ini MP's charmed, it has jinxed me time and over. :p

Seri selanjutnya adalah tentang 10 perempuan-perempuan paling berpengaruh dalam hidupku, satu sudah sempat aku post meski belum rampung. Tapi karena sebagian besar malah menceritakan banyak kenarsisan the three legendary alih-alih soal almarhumah Ayu jadi aku hapus. Aku akan memulainya dari yang pertama, insya Allah nanti, soal bunda ku tentunya. Sesuai rencana aku akan tetap menutupnya dengan Bidadari Utusan Surga untuk-ku (yang mana pastinya masiiihhhh luaaaaamaaaaaaa untuk diterbitkan, heheh).

Tadinya aku berpikir untuk membuat seri 10 laki-laki paling berpengaruh begitu yang pertama rampung, tapi kupikir sosok seperti Ayahku, Musab bin Umair (ini sudah rampung tapi belum aku jadikan bagian dari seri), Ayah kita Natsir, kakek Agus Salim dan Paman guru Hassan Al Banna lebih dari layak untuk dikerjakan secara pararel. Aku sengaja tak meletakkan Baginda Rasulullah Muhammad, sesederhana karena dia ada di kelas yang berbeda, terlalu tinggi, dan mutlak tingkat pengaruhnya. :)

Sayangnya seperti biasa, ini judulnya rencana, dan yaaa..sebagaimana teman-teman pahami bersama...keajaiban egoku untuk sembarangan meninggalkan karya tak rampung bisa sangat menyebalkan. Terima kasih :p

Oh, dua tahun lalu aku punya ide plot cerita novel tentang Palestina. Kisahnya seputar persahabatan dua anak laki-laki Palestina dan Israel yang dihubungkan melalui program pen pal UNICEF atau UNHCR atau lembaga PBB manapun yang cocok dengan ide cerita (masih buuth research). Plot diawali dengan tertembaknya Adam Saphiro (ini nama aktivis International Solidarity Movement, aktivis Yahudi pro palestina, suami dari Huwaida Arraf, aku mungkin akan mengganti nama tokohnya setelah sedikit research) dalam sebuah aksi solidaritas di Sderot, Israel. Adam rela dikutuk sebagai Yahudi pengkhianat demi melanjutkan perjuangan saudara pena-nya yang tiga-lima tahun sebelumnya melakukan bom bunuh diri di tembok perbatasan utara Gaza. Cerita kemudian akan masuk pada awal-awal program, dan konflik yang dialami keduanya dalam dua keluarga masing-masing yang berbeda. Ashim (nama bocah palestina untuk sementara, nama-nama Ashim,'ashim, hasyim, hisyam, haitam sebenarnya jamak digunakan orang Arab Mesir, aku juga mungkin akan mengganti namanya setelah sedikit research soal nama-nama umum-tradisional Arab PAlestina) bahkan punya keluarga yang unik, terpecah antara Ayah dan 2 saudara laki-lakinya yang pro HAMAS, dan kakak tertuanya yang pro FATAH. Ibu yang sangat religius dan penyabar, serta kakak perempuan yang tangguh yang harus kehilangan nyawa hanya beberapa jam setelah keguguran bayinya.

Nah, untuk novel ini masalahku bukan hanya masalah klasik, tapi juga masalah teknis. Aku belum bisa membuat tulisan cerita dengan gaya konversasi, sebagian besar adalah ceritaku satu arah, kalaupun ada percakapan aku mengungkapkannya dengan gaya seperti aku saat berbicara dengan diri sendiri, dan aku khawatir kekurangan teknisku akan membuat ide kuat cerita gagal untuk dihadirkan dalam karya. Itulah mengapa dulu aku sempat menawarkan ide ini ke sahabatku Lulu Sunman FIB 2003, sayangnya dia  decline, karena peminatannya bukan pada karya sastra tapi filologi, padahal dia punya keuntungan tambahan karena saat ini sedang ikut Misuanya di Mesir, negara yang tidak hanya secara geografis dekat dengan Palestina tetapi juga berlimpah dengan budaya kesusasteraan yang tinggi. Barangkali ada MPers yang berminat bikin karya bareng? Gimana Ka Azti, Ka Nia? :D

Atau aku jual ide plotku ke Om Shirazy aja yaa (sok merasa master piece banget ide gue)

Wednesday 8 September 2010

Kun Robbaniyyan Wa Laa Takun Romadhoniyyan

Saya tak bisa menyampaikannya sedalam dan seberpengaruh ustad Ibnu Jarir. Tapi izinkan saya menuliskannya saja:

"Kun Robbaniyyan wa laa takun Romadhoniyyan"

"Jadilah pribadi Robbani jangan (sekedar) menjadi pribadi (terbaik) sewaktu Ramadhan (saja)"

Semua tadribat, semangat beribadah, dan beramal selama Ramadhan tak berarti apa-apa sebelum mampu berusaha menjadi pribadi Rabbani di masa-masa setelahnya. Hingga dipertemukan Ramadhan berikutnya untuk evluasi diri, dan membekali dengan lebih baik untuk perjalanan selanjutnya.

Mohon maaf lahir batin.
Semoga diberi kemudahan, kekuatan dan keinginan kuat untuk mengejar keberkahan dalam puasa syawal, dan haji.

Tuesday 10 August 2010

Dasar Jahil/Cermin Menjelang Ramadhan

Sore menjelang Ramadhan, entah apakah sidang Isbath mengatakan malam ini malam pertama Ramadhan. Yang jelas, aku punya harapan sangat besar dan komitmen awal untuk menjadikan Ramadhan ini spesial. Aku harus berupaya sekuat mungkin untuk menjadikan kali ini yang terbaik, berharap banyak berubah ke arah lebih baik.

Oleh karena itu, sore ini meng SMS ke sejumlah teman dekat yang jadi korban pelbagai kejahilan, keusilan, plus kegombalan (yangMerekaTauAkuCumaBecanda) de el el deh...

Hasilnya adalah cermin betapa beratnya upaya yang harus saya lalui.

Ada yang balik SMS "jaga keunikanmu Mar!" nah loh, gimana nih...maksudnya unik itu apa? Justru keunikan ini yang harus aku perbaiki.

Ada pula yang SMS balik, "Waiyyakum Umar. M*#$ jg minta maaf sering bilang dirimu aneh, yah walopun jujur, tpkan gak boleh sesering itu yak.hehehhe. Piss.afwan..."

Nah, yang ini langsung menarik monster dalam diriku. SMSnya provokatif bagi sang monster, ditambah si pengirim SMS termasuk korban yang terlalu mengasyikkan untuk dijahili. Untungnya adzan mengingatkanku pada komitmen merubah Ramadhan.

Dasar jahil...semoga malam-malam Ramadhan menuntunku untuk bisa merefleksi diri, dan Allah menunjukkan hidayah untuk berubah menjadi pribadi yang baik.

Semoga teman-teman juga berkenan untuk mengingatkan, dan menjaga agar sang monster tidak membesar.

Sekiranya ini Ramadhan terakhir....

Monday 2 August 2010

Pesawat, Kematian dan Kelahiran

Jika kau sedikit saja masih ragu, maka izinkan aku teman, untuk meyakinkanmu bahwa Allah-lah, dan hanya Dialah pemilik alam semesta, dan yang berkuasa atas segala sesuatunya. Adalah hak preogratif Allah untuk menaruh kehendak pada segala sesuatu, memberi peringatan, dan peningitan. Ya teman, hanya Allah saja.

Batam, 16.47 WIB. Sekitar 52 menit dari jarak waktu aku ketinggalan penerbangan. Ya, saat kunjungan penjajakan penelitian kemarin kami ketinggalan penerbangan pulang, karena mis komunikasi. Meski sebenarnya tak perlu terjadi jika sekiranya, ssst ini rahasia jangna sampai teman-teman Batam tahu, aku ingat untuk mencocokkan jadwal yang ku printout dari tiket elektronik. Panitia mengira pihak protokoler Pemerintah Kota memesankan penerbangan terakhir(19.00) untuk kami, sehingga sisa waktu pasca wawancara singkat dengan pak wakil walikota kami bisa melihat sejumlah titik-titik potensial bagi pembangunan Kota Batam, ternyata jadwal penerbangan pulang kami adalah 15.55 WIB dan aku sudah pernah melihat sebelumnya jadwal itu tapi tidak terlalu yakin, dan lupa. Alhasil saat kami tiba di Bandara Hang Nadhim pukul 16.08 kami sudah terlambat. Pesawat yang kami lihat dari kejauhan take off ketika memasuki bandara tadi, adalah pesawat yang semestinya kami naiki.

Nah, 16.47, 52 menit dari pesawat mendarat, ayahku menelpon. "Mar, Mang Yana koma dirawat di rumah sakit Sukabumi, kamu klo mau pulang kunci ditaro di atas lemari." aku:"Innalillahi, aku nga pulang, aku lagi di Batam, ketinggalan pesawat hehe." Aku tak sempat pulang pekan kemarin, untuk sekedar memberitahu orangtuaku bahwa aku ada tugas ke Batam. Aku agak khawatir mendengar berita itu, tapi sekaligus tenang. Paman bungsuku ini orang yang insya Allah sangat soleh, diantara keluarga dari pihak ibu, beliau yang paling rajin shalat tahajud dan puasa senin kamis. Pribadinya juga baik, kepada keluarga maupun tetangga. Entah mengapa ada perasaan seperti,"kalaupun beliau meninggal, tenang saja, Allah takkan menyia-nyiakan tiap amalannya." Aku agak bingung harus berekspresi seperti apa, menertawakan keteledoranku plus ancaman kepada bos yang kuberi tahu soal itu untuk tidak memberitahunya kepada pihak panitia, dan menerima kabar itu dengan perasaan yang kusebut tadi. Kalau kau melihat ekspresi finalku, kau akan mengatakan, aku pasti tak punya hati. Wajahku datar saja, bahkan sesekali dengan seringai jahil khasku.

Tak sampai lima belas menit, ayahku menelpon. "Umar, Mang Yana meninggal." Me: "eh, innalillahi, memang sakit apa?"Nga tahu, papa juga baru pas mau berangkat, lima menit dari koma, eh udah ditelpon si Husein (kakak tertuaku) Mang Yana meninggal!"

Yana Suryana bin Karidja Dibrata. Putera ketujuh, adik ibuku. Pria kurus putih yang sangat soleh, dipanggil kembali oleh Pemiliknya, Allah SWT. Meninggalkan seorang isteri dan seorang puteri.

Tak banyak yang percaya beliau meninggal, karena persis hari ini, pagi tadi semestinya jadwal keluarga kecilnya pindah rumah ke rumah yang baru saja dibelinya. Bahkan siang kemarin kakakku masih bisa bercanda dengannya, pun para tetangganya. Tapi Allah memanggil hamba-Nya kapan pun Dia mau. Pria yang bekerja sebagai manajer banquet di salah satu hotel di bilangan senayan ini meninggal dengan cepat, yang termuda dikeluarganya tetapi yang tercepat kembali. Para koleganya di hotel segera datang dengan 12 bis pukul dua pagi ke rumahnya. Aku memang mendengarnya dari cerita bibiku,  yang ditinggal suaminya, tapi dari jumlah bis, dan kesaksian mereka, cukup bagiku untuk mengatakan, bahwa mereka punya kesan yang sama terhadap pamanku, beliau orang yang baik. Kesaksain tetangga dan ustad sholat jenazah pun demikian, jika beliau sedang di rumah, maka beliau selalu berjamaah di masjid.

Saat akhirnya aku mendapatkan kepastian tiket pulang malam itu, aku berazam untuk segera ke Sukabumi dan menghadiri pemakamannya. Alhamdulillah aku berhasil memenuhi azzamku. Melepas seorang saleh menemui Rabbnya adalah sedikit yang aku bisa lakukan, untuk menghormatinya. Aku berdoa kiranya Allah memberikan maghfirah, dan balasan surga atas segala amal baiknya. Semoga kami yang ditinggalkan diberi kekuatan untuk menapaki jalan kesalehan yang dilaluinya.

Ada kematian, dan ada kelahiran, manusia datang dan pergi di dunia ini. Allah yang Maha Rahman menghiasi hidupku hari ini dengan perenungan atas kuasa-Nya terhadap manusia, saat sore kemarin dan pagi ini aku memakamkan pamanku, malam ini sahabatku dikaruniai putera keduanya, ya Pipin dan Lara dianugerahi Allah seorang adik laki-laki bagi Ayyash. Semoga puteranya itu kelak menjadi putera yang saleh.

Ya Allah semoga kehendak dan ketentuan Mu menetapkanku selalu berada di jalan yang diridhoi oleh mu, hingga akhir saat aku kembali kepada-Mu. Allahumma amin.

Sunday 25 July 2010

Membina dengan Cinta

Dapat tulisan ini dari milist FHUi 2003, kawanku Ferdien yang ngeforward. Berhubung tahun ajaran baru, yang berarti kegiatan penerimaan mahasiswa baru akan segera berlangsung, barangkali ini bisa membantu meletakkan dasar pembinaan  yang lebih baik. Sekedar mengingatkan nilai-nilai IKM UI, dan nilai-nilai perguruan tinggi tidak memberi ruang pada bullying, dan senioritas-otoritarian.
.....

Tulisan R KASALI ini mungkin bisa dijadikan Inspirasi bagi Rekan2 yg Masih
Berkecimpung diLembaga Pendidikan, Sering mendapat Tugas dalam Pelatihan2
Kesatuan atau yg Sedang Membangun Kemampuan Anggautanya. ..Selamat Membaca.

*RHENALD KASALI *
*Thursday, 15 July 2010*

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah
tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. *
Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu
telah diberi Nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat,bagus sekali.
Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.
Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya
dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan
itu buruk, logikanya sangat sederhana. *

Saya memintanya memperbaiki kembali,sampai dia menyerah.
Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan
diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai?
Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi
nilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes,
ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. "Maaf Bapak dari mana?"
"Dari Indonesia," jawab saya. Dia pun tersenyum.*

*Budaya Menghukum*

Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya.
Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.
"Saya mengerti," jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap
simpatik itu. "Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang
Anak-2nya dididik di sini,"lanjutnya. "Di negeri Anda, guru sangat sulit
memberi nilai.
Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk
merangsang

Orang agar maju. Encouragement! " Dia punmelanjutkan argumentasinya.
"Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda beda. Namun untuk anak
sebesar itu, baru tiba dari Negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris,
saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat," ujarnya menunjuk karangan
berbahasa Inggris yang dibuat anak saya. Dari diskusi itu saya mendapat
pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut
ukuran kita.

Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan Study Saya yang bergelimang
nilai "A", dari Program Master hingga Doktor. Sementara di Indonesia, saya
harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman "Drop out dan Para
Penguji yang siap Menerkam". Saat ujian program doktor saya pun dapat
melewatinya dengan mudah.
Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar
siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya
dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan
jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik grafik yang
saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.
Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan
kekurangan penuh keterbukaan.

Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan.
Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut "Menelan" mahasiswanya yang
duduk di bangku ujian. *
Etika seseorang Penguji atau Promotor membela atau meluruskan pertanyaan,
Penguji Marah-marah, Tersinggung, dan Menyebarkan berita tidak sedap
seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami
Frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang
maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi. Mereka bukan melakukan
"Encouragement, melainkan Discouragement" .

Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya
tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan
juga menguji dengan cara menekan.
Ada semacam balas dendam dan kecurigaan. Saya ingat betul bagaimana
guru-2 di Amerika berusaha "Memajukan Anak Didiknya". Saya berpikir pantaslah
Anak-anak di sana mampu menjadi penulis Karya-karya ilmiah yang hebat,
bahkan penerima "Hadiah Nobel".
Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan
Karakternya sangat kuat: "Karakter yang membangun, Bukan merusak".

Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. "Janganlah
kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di
depan," ujarnya dengan penuh kesungguhan.
Saya juga teringat dengan rapor anak anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk
verbal.
Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun
rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang
mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. "Sarah telah
memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah
telah menunjukkan kemajuan yang berarti." Malam itu saya mendatangi anak
saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di
tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif. Dia
pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna),tetapi
saya mengatakan "gurunya salah". Kini saya melihatnya dengan kacamata yang
berbeda.

*Melahirkan Kehebatan*

Bisakah kita mencetak Orang Orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan
rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah Bagian dari Generasi yang dibentuk
oleh
sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur,
dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru,sundutan rokok, dan
seterusnya. Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas...;
Kalau,...; Nanti,...; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas
kertas ujian dan rapor di sekolah.
Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi
lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan
mengendurkan semangat.

Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak
statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya,dapat tumbuh.
Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang
didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia
dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan,
ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.*
Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh.

Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan
ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan
menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti. (*) *

*RHENALD KASALI *
*Ketua Program MM UI*

--
--A*i--

With a little love and a lot of patience, nothing is impossible.

Thursday 22 July 2010

I Have to Start ... So do You!

One, two, three...

hulloo...welcome to my new program: I Have to Start...

well not quite new program actually... It's just, I feel like kinda need to practice my English far more seriously.

So I decided to post more English posts than before...let see ... most of my English posts were related to Sports either Basketball or Football, I only have one in English, my own writing I mean. Others were just translations, or translation drafts.

I need to learn how to write an academic essay, or writing, with academic English. Since I couldn't afford to join any courses due funding issues, so self-learning is the only option. The good news is, in the era of internet, we don't have to literally do self-learning. There are probably some sites where I can learn academic English writing for Free... Lets go and ask Uncle Google...I'll come with the sites addresses for those of you who might need them too.

This one is my favorite one, BBC Learning English:
http://www.bbc.co.uk/worldservice/learningenglish/

Actually I already know this one for long time ago, and had used some of the features several times. I also always recommend the site to almost all of my students either in BTA 8 or in any other institutions.

If you don't have much time to learn English,since time is luxurious for young executives, just use the Word in the News Program since it has shorter text to read and listen compared to what they offer in General and Business English Program.

Here are some tips that might enhance your English proficiency by using the program.
Open the program, and read the news out loud, do not be ashamed to read it loudly even if you don't know how to pronounce the words correctly. After reading the text, use the audio, and listen to the news announcer while skimming the text until the very end of the line. Now you know how to pronounce some of those words that you mispronounced at your first reading.

Then you go along with the third reading, this time do it together with the audio. You can do this one several times, until you feel that you can have a grip with the text and the pronunciations well.

Now, you might want to practice your writing, so you can have a dictation with the program, they allowed you to pause the audio. There so, take your pencil, and have a sheet of a used paper with unused side, and start the audio. Write every word that you hear, and stop the audio when you lost the speed. Do it until the end of the audio. Then check your writing with the text.

If you do this for a month in a daily basis, I believe you can start to write them by your self. Grab a newspaper or two, and see what is interesting to write, then start writing short news in English.

Give yourself a try, for the sake best of yourself! ;)
  

This one, is the real deal: 
http://academicearth.org/
It does not give you any English program that you might technically use to enhance your English, or at least give you some definitions of academic words that you never hear before. But it gives you the real academic lecturing, yes in English, with professors of all various themes. You can download taped lectures, or listen to them online. It gives you the atmosphere of real college lecturing, and academic English.

This site is most suited for those of you who would like to pursue undergraduate or postgraduate degree abroad.

The lecturing may took minutes even hours, but hey, do yourself a favor, for the sake of your best! ;)

Owhhhhhhh I'll shout this very looooudddddddd for all National Geographic Lovers this one is a MUST site
http://video.nationalgeographic.com/video/

You can listen to a lot of NG programs online, well they seem don't give you any direct download, but they give you the url and embed one, I am less internet-technology literate to know how to download the programs, you might give me some hints. But if you have vast internet access, hell yeaa, this program is heaven!

Have a seat, enjoy the program, and gain lots of knowledge about the amazing earth.

I don't need to push on this, you don't need one! For the sake of your best! ;)

Sunday 18 July 2010

Oi Sya'ban, jangan lalaikan tugasmu malam ini!

Spurs 2010-2011, A Champion Year or Stars in Making (Transition)Year!

The Games haven't started yet. But It seems this year will lead Spurs on something, I would say a champion year, if we count odd years as Spurs magical years: 1999, 2003, 2005, 2007.

As for the arguments:
The Three Kings (Duncan, Parker, and My Man Manu) maybe aged and had physical-injury problems during season 09-10, but they haven't lost their touches. The Three Kings lead us to another more than 50 wins to clinch the playoff spot and  only bested with another outstanding old-man: Steve Nash!!!

DeJuan Blair definitely last year steal draft and a great addition in our front court forces, and last season was the rise for George Hill.

The Signing of Tiago Splitter would either give us a new Duncan, or a new Twin Tower Era past Robinson-Duncan, or at the very least, taking minutes from aged Duncan so we can put him on a show for important games. Tiago was the MVP for ACB (spanish league playoff series,and he outbested Navaro and Ricky Rubio in the finals). He might have this year as his game translation from Europe to NBA, but SA is the best team for European based players to do so. Check out the list: Parker, Manu, Luis Scola, Goran Dragic (sedihnya di Phoenix anak ini yang bikin kita kalah juga, karena jadi back up yang 'menyebalkan' buat Steve Nash) etc. And the good news is the way Tiago plays is fitted with Greg Popovich team play. He does pick and role nicely. 

Spurs always gets lucky on draft days. This year we might again have another steal draft from the 20th drafted player, James Anderson. A Shooting guard/small forward. You have to check his resume. He is counted as one of the best shooter of the class. Thanks to his injury during the try outs he slipped to 20th for the Spurs to snatch him out.

Now, let ses, we have Tiago Splitter for Tim Duncan, George Hill for Tony Parker, and potentially James Anderson for Manu Ginobili! We still have the big sexy monster Dajuan Blair.

I am not over yet! Yes we re-contract Matt Bonner. He was one of the best effort giving players during last year campaign. He might not a tough man in his Forward Center position but his 3-points shooting gives Pop more options, and to stretch opponents defence in order to open some pick on role plays. Other important role player is Antonio McDyess, he is old, but very important to take some minutes and give examples to Tiago and Blair. The addition of Alonzo Gee give us a deep on back court. Now you see, the roster this year is very balance, we have both deep front court and back court forces.

The only missing chip is Bruce Bowen type of player. A lock down defender who could isolate superstars like Kobe Bryant, LeBron James, Carmelo Anthony etc. We cannot let Manu doing both job defending and firing opponents all the time, it would hurt us. So this spot is something that the management has to deal with to make us becoming a potential champion team. Lakers have Ron Artest to do the job remember?

I will say the Lakers is the only team with better roster in the west this year. I don't say that Mavs and Suns won't give any harm on us, but based on roster to roster comparison, Lakers is the only team above us in the west.

If we manage to beat Lakers, sadly this year and maybe for the next five years we'll have to face Miami Heat (perusak kompetisi secara legal, I'll put every kind of jinxes on this team), and if we can't get an isolator defender,  we won't even pass Lakers.

The good news is, even if we failed to win the playoff, we have the perfect players to start a long term future champion team. A New Three Kings in the making while the Old Three Kings guide them to their raise, and in Popovic's hands the dream is on.       

Wednesday 5 May 2010

BHP dan Dua Paradigma Penyelenggaraan Pendidikan

tulisan ini versi 1.0 sebelum diedit oleh rekan sejawat, untuk disesuaikan dengan standar surat kabar, 700 kata, 5000 karakter

BHP dan Dua Paradigma Penyelenggaraan Pendidikan

 
Oleh: Umar Badarsyah
Koordinator Peneliti Bidang Hukum, HAM dan Keamanan
Institute for Sustainable Reform (INSURE)

 
Putusan Mahkamah Konstitusi  membatalkan keberlakuan  UU No 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP) bertentangan dengan UUD 1945.Tetapi MK tidak menyatakan pasal 53 ayat (1) UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Artinya, potensi pemerintah untuk mengeluarkan UU BHP baru sangat besar, karena itu merupakan delegasi Pasal 53 ayat (4) UU Sisdiknas.

Pasca keputusan itu Kementerian Pendidikan Nasional kemudian berencana mengusulkan peraturan pengganti perundang-undangan (perppu) tentang BHP. Rencana ini dikhawatirkan oleh kalangan pemerhati pendidikan,tidak lebih  sebagai kanibalisasi UU BHP. Indikasi itu terlihat dari pemaparan Kementerian Pendidikan Nasional kepada sejumlah rektor PTN dan PT BHMN beberapa waktu lalu. Perppu BHP nanti hanya akan menambahkan pengaturan keberadaan yayasan, perkumpulan, badan wakaf, atau badan hukum lain sejenis yang selama ini menyelenggarakan pendidikan (Darmaningtyas, Kompas 3/5). Adapun ruh BHP lama yang berupaya menggeser peran Negara dari penyelenggaraan langsung atas pendidikan sebagai pelayanan public, tidak diganti.

Dua Paradigma Penyelenggaraan Pendidikan

Di dalam konstitusi, terdapat dua paradigma penyelenggaraan pendidikan, yaitu paradigma penyelenggaraan pendidikan imperatif (PP Imperatif), dan paradigma penyelenggaraan pendidikan fakultatif(PP Fakultatif).

PP Imperatif adalah penyelenggaraan pendidikan yang wajib dilakukan oleh negara, sebagai tugas publik. MK dalam keputusannya menegaskan peran wajib negara itu. Dalam  5 panduan pertimbangan aspek filosofis, akademis, maupun yuridisial ditegaskan sebagai wujud penjaminan hak memperoleh pendidikan pasal 28C ayat (1) dan pasal 31 ayat (1) UUD 1945 (poin pertama). Poin kedua kemudian menegaskan tugas itu sebagai fungsi perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan HAM dalam pasal 28I ayat (4) Konstitusi. Penyelenggaraan pendidikan pada poin yang sama ditegaskan sebagai tugas publik pemerintah.(Putusan MK hlm.372)

Adapun penyelenggaraan pendidikan fakultatif merupakan hak warga negara, baik secara individu maupun kolektif untuk turut serta dalam menyelenggarakan pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan ini merupakan perwujudan jaminan kebebasan berserikat dan berkumpul sebagaimana ditentukan dalam Pasal 28E ayat (3) UUD 1945, yang mana menurut MK hak ini juga termasuk hak untuk mendirikan, menyelenggarakan pendidikan sebagai bagian dari hak pendidikan pada pasal 28C ayat (1) konstitusi.

Dua paradigma ini sejalan dengan paradigma hukum internasional. Kovenan Hak Ekonomi Sosial dan Budaya (EKOSOB) Pasal 13 menegaskan bahwa penyelenggaraan pendidikan dasar, pendidikan sekunder, dan pendidikan tinggi merupakan tugas publik negara. Adapun ayat (4) dari pasal itu memberikan jaminan perlindungan kebebasan bagi perorangan/kelompok untuk menyelenggarakan pendidikan sepanjang tidak bertentangan dengan tujuan penyelenggaraan pendidikan  minimum yang ditentukan oleh negara.

Pemahaman terhadap dua paradigma ini penting untuk , Pertama memahami bahwa tugas penyelenggaraan pendidikan utama terletak pada negara. Kedua, paradigma ini memiliki konsekuensi pengaturan yang berbeda terhadap penyelenggaraan pendidikan oleh negara, dan oleh masyarakat(swasta).

Penyelenggaraan pendidikan oleh negara membawa konsekuensi bentuk penyelenggaraan pendidikan langsung oleh negara, dengan anggaran yang sebagian besar atau seluruhnya oleh negara. Dalam menjalankan tugas publik penyelenggaraan pendidikan ini, negara berlaku sebagai badan hukum publik, bukan badan hukum perdata. Sebaliknya tugas negara terhadap penyelenggaraan pendidikan fakultatif adalah menjamin dan melindungi keberadaannya melalui regulasi, pengawasan, dan bantuan anggaran bilamana perlu dan dimungkinkan. Penyelenggaraan pendidikan fakultatif oleh masyarakat inilah yang kemudian bisa dijalankan dengan bentuk badan hukum perdata.

Celah Putusan MK

MK pada putusannya juga menggariskan keberadaan dua bentuk penyelenggaraan pendidikan ini. Hanya saja ketika membicarakan bagaimana bentuknya ada celah yang kemudian dapat menggeser peranan negara dalam menyelenggarakan pendidikan secara langsung.

Dalam putusannya, MK meluruskan penafsiran BHP sebagai fungsi penyelenggaraan pendidikan, bukan suatu badan hukum khusus, , yang akan berakibat pada penyeragaman yang bertentangan dengan konstitusi.

Pada titik ini putusan MK sangat positif. Hanya saja ketika berbicara mengenai pilihan bentuk badan hukum dari badan hukum pendidikan, MK seolah-olah menggiring bentuk BHP ke arah pilihan badan hukum perdata saja, “… sesuai dengan bentuk yang dikenal dalam peraturan perundang-undangan seperti yayasan, perkumpulan, perserikatan, badan wakaf dan sebagainya.”(Hlm.400)

Jika melihat dinamika UU BHP lama; keterikatan pemerintah terhadap kontrak dengan Bank Dunia melalui Proyek Pengembangan Relevansi dan Efisiensi Pendidikan Tinggi ; dan mitos kekurangan anggaran untuk mencukupi kebutuhan pendidikan yang selama ini dijadikan alasan, nyaris mustahil pemerintah mau menafsirkan kata-kata sesuai bentuk yang dikenal dalam peraturan perundang-undangan sebagai termasuk di dalamnya penyelenggaraan pendidikan melalui badan hukum publik (penyelenggaraan langsung oleh negara). Dengan demikian, pasca keputusan MK, pergeseran peran negara selaku pelaku dan penanggung jawab utama penyelenggaraan pendidikan akan terus terjadi.

Tentu kita tidak ingin hal ini terjadi. Penyelenggaraan pendidikan oleh Negara merupakan kewajiban konstitusi. Semoga Kementerian Pendidikan Nasional memahami betul tugas ini. Kita tunggu bagaimana bentuk BHP baru, peraturan ini akan menjadi barometer utama komitmen pemerintah terhadap hak atas pendidikan.

Sunday 25 April 2010

Selalu dengan Tersenyum

Ini aku dedikasikan untuk adikku, Ifah Scientia dan teman-teman Serambi-nya.

Semoga Allah memuliakan kalian karena kesungguhan dalam berdakwah. Semoga Allah mencatat pula, upaya teman-teman menegur soal apa yang dihitung dalam Islam sebagai kemusyrikan, sebagai amalan baik yang akan mencegah teman-teman dari Neraka, dan beroleh tiket ke surga.

Ini soal penegasan bagaimana kita berdakwah di lingkungan tempat kita diamanahkan. Kali ini izinkan Kakakmu ini menukil apa yang dituliskan oleh Om Hasan dalam Dakwatuna, Dakwah Kami.

Ifah, tidakkah kau ingat bahwa Om Hasan memberikan tiga solusi dalam satu paket sebagai upaya untuk membangkitkan umat dari keterpurukannya. Ketiganya secara berturut adalah Manhaj yang benar, Aktivis yang beriman, dan Pemimpin yang tegas dan Terpercaya.

Bosku, Sang Nobunaga memberikan tafsiran yang lebih luas soal Manhaj yang benar pada urutan Al-Quran, Sunnah, dan Manhaj IM.

Soal kemusyrikan jelas tertera dalam Al-Quran dan Sunnah, tapi juga soal berdakwah dengan cara terbaik juga digariskan pula dalam Al-Quran. Kau jauh lebih tahu surah-surahnya.

Biarkan aku mengulas apa yang digariskan oleh Om Hasan soal sikap orang-orang yang memandang dakwah IM, dan bagaimana sikap terbaik kita kepada mereka.

Tuan Guru Hasan membagi masyarakat kepada empat golongan, Orang Mukmin, Orang yang Ragu, Orang Oportunis, dan Orang Arogan.

Perhatikan seruan kepada orang Mukmin, maka "..kepada orang ini kami mengajak untuk segera bergabung dan bekerja bersama kami, agar jumlah para mujahid semakin banyak..." Tidak berhenti pada menggariskan apa yang harus dilakukan kepada golongan ini , tapi Imam Hasan memberikan caranya..yaitu dengan penyadaran bahwa "...iman tidak akan punya arti bila tidak disertai dengan amal. Akidah tidak akan memberi faedah bila tidak mendorong penganutnya untuk merealisasikannya dan berkorban di jalannya." Imam syahid kemudian menekankan pentingnya berkaca pada sejarah para Nabi dan generasi terdahulu.

Selanjutnya pada orang yang ragu..."orang seperti ini kami bairkan bersama keraguannya. Di samping itu kami memberi saran kepadanya agar tetap berhubungan lebih dekat lagi dengna kami, memperhatikan kami dari dekat atau dari jauh, mengkaji tulisan-tulisan kami, mengunjungi pertemuan-pertemuan kmai , dan berkenalan dengan saudara-saudara kami. Setelah itu, insya Allah ia akan percaya kepada kami. Memang begitulah keadaan orang-orang yang ragu dari kalangan pengikut rasul-rasul dahulu."

Pada orang oportunis, Imam as-Syahid tidak lantas menyuruh mereka untuk pergi meninggalkan jamaah. Nasehat menjadi pendekatan terbaik, nasehat bahwa dakwah tak menjanjikan apa-apa kecuali pahala dari Allah jika ikhlas hadir dalam dirinya. Setelah nasehat kemudian doa, agar Allah menyingkap tabir penutup dari hatinya dan menghilangkan kabut keserakahan dari jiwanya. Jikapun tidak berhasil, Imam Syahid merefleksikan bagaimana sikap Rasulullah terhadap orang-orang golongan ini di masanya. Rasulullah hanya menyatakan bahwa bumi ini hanyalah milik Allah. Ia akan mewariskannya kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sesungguhnya kemenangan akhir selalu menjadi milik orang-orang yang bertakwa.

Terakhir, golongan orang arogan, kepada mereka Imam Syahid sepanjang pemahamanku menggariskan tiga hal. Pertama berdoa agar diri kita dikuatkan dalam kebenaran, dan menghindari kebatilan. Kedua tetap mengajak untuk bersedia menerima ajakan dan berdoa untuknya dengan tetap memahami bahwa petunjuk adalah hak prerogratif Allah. Ketiga tetap mencintainya karena Syiar yang kita terapkan adalah syiar yang pernah diajarkan Rasulullah seraya mengutip hadis "Ya Allah ampunilah kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui."

Dari ke empat golongan dan metode yang diterapkan tak ada satupun penekanan penggunaan kekerasan, amarah atau kemurkaan. Yang ada hanya seruan yang tiada henti, doa dan cinta. Rasulullah mendasari dakwahnya dengan cinta, tercermin dalam akhlak kesehariannya. Percayalah dengan sekedar menebar salam dan senyumpun sesuatu bisa berubah, maka tersenyumlah.

--Natsir Ayahku, Hasan paman guruku

Tak Mau Terlambat

Setidaknya masih bisa bernafas lega karena punya alasan syar'i untuk menghindar dari tawaran mengikat dari MR.

Pada dua pertemuan sebelumnya beriskukuh mengatakan blum dapet izin ortu, dan harus berbicara dulu dengan mereka. Hari ini syukurnya mereka masih bergeming, meski dengan bahasa yang jauh melunak.

Boleh jadi ini kemenangan, tapi bisa jadi kekalahan ... soal nikah menikah ini nyaris seperti sesuatu yang menakutkan, karena aku... masih belum sepenuhnya siap, atau setidaknya siap dengan siapapun gadis salehah yang ditawarkan.

Padahal dalam perjalanan hidupku Allah mengajarkan dengan penuh kesan soal "...Apa  yang baik menurutmu belum tentu baik di sisi Ku, dan apa yang baik bagi Allah..." penggalan Al-Baqarah 216. Tapi aku bersikukuh, setidaknya, aku harus terus berusaha memantaskan diri untuknya.

Sudah menjadi satu kewajiban seorang Ayah untuk memilihkan Ibu yang baik untuk0nya, dan dalam timbanganku gadis ini yang terbaik. Jika diujung usaha manusia ada takdir Allah yang kelak membuktikan mana yang terbaik buat ku di sisi-NYa, izinkan aku untuk memantapkan dan memaksimalkan usahaku.

Aku masih punya waktu, atau setidaknya itu yang aku tahu, semoga aku tak sekedar berharap. Tak mau terlambat.


Monday 19 April 2010

Kok Komisi Kejaksaan Sepi Peminat?

Kok Komisi Kejaksaan Sepi Peminat?

Oleh: Umar Badarsyah, peneliti INSURE

Selasa, 30 Maret 2010

Sabtu, 27 Maret 2010 kemarin semestinya waktu penutupan pendaftaran Komisi Kejaksaan. Sejauh ini media nasional belum memberikan perhatian sejauh mana proses ini berlangsung. Tanggal tersebut sebenarnya merupakan waktu pendaftaran yang telah diperpanjang selama sepekan dari jadwal semula, yakni 19 Maret 2010. Perpanjangan dilakukan karena komisi itu sepi peminat. Hingga kurun pertama hanya 10 orang yang mendaftar padahal tahun 2005 ketika Komisi Kejaksaan (KK) baru dibentuk terdapat 206 orang mendaftar dengan 78 orang di antaranya adalah advokat (Kompas, 24 Maret 2010).

Turunnya minat ini disinyalir justru akibat buruknya kinerja KK. Padahal  dari segi kewenangan KK memiliki kewenangan yang cukup besar meski KK tidak memiliki kewenangan pemberian sanksi secara langsung, karena hal ini merupakan kewenangan Jaksa Agung. Berdasarkan Perpres Nomor 18 tahun 2005 KK memiliki tugas mengawasi, memantau, serta menilai kinerja dan perilaku jaksa dan pegawai kejaksaan dalam melaksanakan tugasnya. Bahkan KK memiliki kewenangan untuk mengambil alih pemeriksaan jaksa ’nakal’ jika terdapat indikasi Pengawas Internal Kejaksaan main-main dalam menjalankan fungsinya.

KK selama ini bertugas menerima aduan masyarakat. Selama tahun 2006, ada 398 laporan. Sebanyak 204 surat diteruskan ke Jaksa Agung untuk ditindaklanjuti.  Pada tahun 2007, laporan naik menjadi 435 buah. Sebanyak 227 laporan diteruskan. Tahun  2008, sebanyak 425 surat diterima KK  dan telah diteruskan sebanyak 251 surat. Pada tahun 2009 (Januari-21 Desember), terdapat 332 laporan.

Sekilas memang terlihat bahwa komisi pengawas eksternal para adhyaksa ini melakukan tugasnya. Namun jika melihat kinerja kejaksaan dan beragam kasus yang melibatkan jaksa, keberadaan komisi itu seolah-olah tidak membawa dampak perubahan apapun terhadap budaya korup Kejaksaan. Di tahun 2008 terdapat kasus Urip Tri Gunawan yang tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi beserta uang suap 660.000 dollar Amerika Serikat. Ada juga jaksa Burdju Ronni Alan Felix dan Cecep Sunarto yang terbukti menerima uang Rp 550 juta dari terdakwa kasus korupsi. Meski jelas-jelas dihukum, Burdju dan Cecep sempat ditugaskan lagi di Kejaksaan Agung. Di akhir 2009 hingga awal 2010 kita juga dikejutkan dengan kasus Jaksa Esther dan Dara Veranita yang terlibat penggelapan ekstasi. Belum lagi indikasi mafia peradilan di tubuh kejaksaan lewat drama percakapan Anggodo Widjaja beberapa waktu lalu. Kasus terakhir, runutan kejanggalan pada penggelapan pajak oleh Gayus Tambunan menunjukkan kemustahilan jika tidak ada oknum kejaksaan yang terlibat.

Boleh jadi memang KK tidak seperti Komisi Yudisial yang memiliki kekuatan payung hukum setingkat UU hingga kewenangannya lebih besar, tetapi itu juga tidak semestinya menjadi alasan karena Komisi Kepolisian Nasional yang keberadaannya juga hanya ditopang sebatas Peraturan Presiden bisa lebih terdengar ketimbang KK.

Emerson Yuntho dari ICW melihat memang keberadaan KK terkunci pada UU Kejaksaan nomor 16 tahun 2004. Kerap kali laporan yang telah diteruskan oleh KK tidak dilanjutkan dengan penindakan yang memadai oleh Jaksa Agung.

M Ali Zaidan anggota KK menyadari sorotan publik terhadap kinerja komisinya itu.  Dengan banyaknya laporan yang diteruskan kepada Jaksa Agung selama ini, Zaidan menyadari KK terkesan seperti Tukang Pos saja. Meski demikian ia menyatakan jika laporan pengaduan masyarakat diteruskan ke Jaksa Agung, Komisi Kejaksaan wajib mempertanyakan tindak lanjut penyelesaian. Dalam waktu tertentu, jika tak direspon, Komisi Kejaksaan dapat meminta penjelasan tertulis. Bahkan, meminta rapat koordinasi.

Terlepas dari sepinya peminat, dan sorotan terhadap kinerja KK, keberadaan komisi pengawas eksternal kejaksaan ini tetap penting dan diperlukan. Untuk itu perkembangan proses seleksinya harus juga dipantau, agar tujuh orang pimpinan dan anggota KK yang dipilih oleh presiden nantinya merupakan orang-orang yang berkualitas dan berintegritas untuk bisa membawa KK pada performa yang jauh lebih baik.

Pembuktian Terbalik Pejabat Negara

Oleh: Umar Badarsyah, peneliti INSURE

Selasa, 13 April 2010

Terkuaknya mafia kasus pajak dan hukum pada kasus Gayus disusul kemudian Bahasyim dan Syahril Djohan yang melibatkan para pejabat di tiga institusi: pajak, kepolisian dan kejaksaan, memunculkan sejumlah wacana terkait upaya memberantas korupsi dan membuat jera para pelakunya. Dari mulai penguatan sanksi sosial hingga hukuman mati banyak disuarakan publik. Pembuktian terbalik juga menjadi sebuah wacana yang diperbincangkan serius.

Anggota Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum Mas Achmad Santosa bahkan mengatakan bahwa Satgas telah membahas konsep pembuktian terbalik bersama Presiden SBY. Presiden memberikan lampu hijau dan meminta Satgas membahas lebih lanjut bersama Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar. Menurut rencana pembahasan itu akan dilakukan pekan ini.

Inefektivitas Pelaporan LHKPN

Wacana pembuktian terbalik juga diangkat karena sistem pelaporan harta kekayaan pejabat negara (LHKPN) masih dianggap inefektif dalam memberantas korupsi dan mengembalikan kerugian negara. Sejumlah pejabat negara, kepala daerah dan anggota DPR yang terlibat korupsi membuktikan hal itu. Ketiga unsur tersebut merupakan pejabat negara yang dikenakan kewajiban melaporkan harta kekayaannya menurut Undang-Undang. Sorotan terhadap lamanya waktu yang diperlukan antara ditemukannya indikasi penyelewengan dan upaya cepat menyelamatkan uang negara juga menjadi titik lemah yang ada pada sistem pelaporan LHKPN saat ini.  Hal ini diamini oleh Wakil Ketua KPK Hayono Umar. Meski sejak tiga tahun terakhir terdapat 30 kasus yang pengusutannya berawal dari LHKPN, namun perlu waktu lama untuk melakukan pengusutan dan pengembalian harta kekayaan negara.

Pelanggaran Prinsip Pidana

Wacana pembuktian terbalik selalu dihadapkan dengan pelanggaran prinsip pidana. Hal ini dikarenakan pembuktian terbalik memang secara prinsip melanggar asas pidana dan peradilan pidana. Dalam asas pidana berlaku asas presumption of innocent, tersangka atau terdakwa hanya dinyatakan bersalah jika proses persidangan membuktikan dan menyatakan bahwa dirinya bersalah. Prinsip lain yang juga dilanggar dalam pembuktian terbalik adalah non self incrimination, bahwa dalam peradilan negaralah yang memiliki kewajiban untuk membuktikan tuduhan pelanggaran pidana yang dilakukan oleh seseorang, sedangkan pada pembuktian terbalik, tersangka atau terdakwa dibebankan untuk membuktikan sebaliknya bahwa dirinya tidak bersalah.

Kedua asas yang dilanggar oleh pembuktian terbalik dilindungi dan diakui dalam banyak dokuman hak asasi internasional salah satunya adalah International Covenant on Civil and Political Rights. Menurut Prof.Indriyanto Seno Adji, di seluruh negara hukum baik Anglo Saxon maupun Eropa Kontinental, pembuktian terbalik jarang ditemukan. Bahkan dalam sistem utama peradilan pidana (KUHAP) kita pembuktian terbalik tidak diperkenankan. Pasal 66 KUHAP menegaskan bahwa, tersangka atau terdakwa tidak dibebani kewajiban pembuktian

Celah Pembuktian Terbalik
Meski demikian bukan berarti pembuktian terbalik merupakan barang haram dalam dunia hukum. Setidaknya untuk kasus penyuapan pejabat negara (bribery), pembuktian terbalik digunakan oleh sejumlah negara termasuk Indonesia. UU No.31 Tahun 1999 jo. UU No.20 Tahun 2001 memperkenankan penggunaan pembalikan pembuktian terbalik dalam kasus suap.

Selain itu pembuktian terbalik juga bisa digunakan sebagai upaya memperkuat sistem LHKPN dalam mencegah penyelewengan pejabat negara. Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN, pejabat penyelenggara negara memiliki kewajiban dan tanggung jawab dalam membuktikan kekayaan yang dimilikinya baik sebelum, sementara dan sesudah menjabat.

Melihat bagaimana kasus Gayus, Bahasyim, kasus-kasus terdahulu dan yang paling baru terkait laporan PPATK terkait sejumlah transaksi mencurigakan sejumlah menteri dan anggota Dewan. Pemberlakuan pembuktian terbalik bagi pejabat penyelenggara negara perlu segera dilakukan demi menyelamatkan uang negara dan menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, bebas KKN.

Berharap (Kembali) Reformasi Kepolisian!

Berharap (Kembali) Reformasi Kepolisian!

Oleh: Umar Badarsyah, peneliti INSURE

Rabu, 24 Maret 2010

Momentum perombakan, perbaikan besar-besaran dalam tubuh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) kembali terbuka. Adalah Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Susno Duadji yang membuka kesempatan itu. Kali ini Susno Duadji mengungkapkan dugaan sejumlah perwira tinggi Markas Besar Polri terlibat sebagai makelar kasus (markus) dalam kasus pengusutan pidana pajak yang melibatkan uang senilai Rp 24 milyar. Ironi mengiringi upaya Susno menguak kasus tersebut. Susno sendiri sebelumnya dikenal sebagai simbol antagonis dalam babak Cicak-Buaya, babak paling mubazir yang pernah dilalui bangsa ini dalam mengupayakan perbaikan signifikan institusi kepolisian.

Evaluasi Cicak Buaya

Penting bagi kita untuk melakukan evaluasi terhadap kegagalan bangsa ini menggunakan momentum Cicak-Buaya. Besarnya dukungan publik dalam melawan kriminalisasi terhadap dua pimpinan KPK, Bibit Samad Riyanto, dan Chandra Hamzah diakui sebagai lompatan solidaritas civil society yang teramat luar biasa, yang sebelumnya belum pernah terjadi pasca reformasi. Sayangnya hal itu gagal dikapitalisasi bagi kepentingan strategis perbaikan penegakan hukum nasional, terutama perbaikan institusi-institusinya.

Minimal ada tiga penyebab kegagalan kita menggunakan momentum Cicak-Buaya. Pertama, ketiadaan kanalisasi strategis energi dukungan masyarakat. Energi positif masyarakat dalam semangat anti korupsi pada babak kriminalisasi pimpinan KPK lalu gagal diarahkan pada sasaran yang lebih strategis yakni sasaran reformasi kepolisian. Sejumlah tokoh sebenarnya sudah berupaya mengarahkan ke sana. Amien Rais misalnya, termasuk jajaran tokoh yang menekankan pentingnya momentum itu dijadikan entry point reformasi tidak hanya institusi kepolisian tetapi juga kejaksaan. Ahli hukum pidana UI, Rudi Satrio bahkan menggunakan istilah revolusi kepolisian, untuk mengamputasi para perwira tinggi sekalipun, jika terbukti bermasalah di lingkungan Mabes Polri. Sayangnya, ini tidak lantas menjadi hal konsisten yang diperjuangkan. Dan karena sifat dukungan yang sangat cair, tidak ada satupun kelompok yang bisa menjaga fokus maha derasnya dukungan itu. Kepentingan-kepentingan seperti pembebasan kedua pimpinan demi menyelamatkan KPK, dan juga kriminalisasi simbol antagonis yaitu Susno Duadji mengganggu fokus sasaran strategis.

Kedua, politik spin-doctor. Kasus Century menjadi pukulan penyempurna isu reformasi kepolisian. Bagaimana tidak, saat boleh dikatakan semua elemen masyarakat pendukung gerakan anti korupsi bersatu dalam kasus Cicak dan Buaya, maka saat terjadi pengalihan isu kepada kasus Bank Century, elemen-elemen good governance dan antikorupsi (LSM maupun masyarakat) yang bersatu itu bercerai sesuai dengan pendirian masing-masing. Satu kubu menganggap pengambilan kebijakan bailout tepat, dan kebijakan itu tak patut dikriminalisasi, satu kubu melihat ada kejanggalan dalam kebijakan dan harus diusut tuntas.

Ketiga, politik amputasi-kambing hitam. Gelombang energi masyarakat juga kemudian mampu direndam dengan politik amputasi. Susno Duadji -masih teringat jelas dalam memori kita- merupakan sosok Dursasana dalam kriminalisasi KPK. Kemarahan pada perilaku asimpatik Susno harus diakui menjadi salah satu pemicu kian besarnya dukungan masyarakat bagi Cicak. Susno celakanya menjadi maha simbol bagi memori kolektif masyarakat terhadap oknum-oknum polisi korup yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari. Maka saat Susno kemudian dicopot dari jabatannya sebagai Kabareskrim, terjadi antiklimaks. Publik terlampau cepat puas dengan penegakan keadilan terhadap Susno, kembalinya Bibit dan Chandra memimpin KPK menyempurnakan persepsi masyarakat bahwa kita telah meraih kemenangan.

Alhasil ketiga hal di atas membuat kita lupa, bahwa tugas belum selesai. Selama reformasi kepolisian belum tuntas, maka sosok-sosok oknum polisi dalam bentuk makelar kasus, peminta sogok SIM dan STNK,  perekayasa kasus, tukang catut uang tilang, hingga pelanggar HAM akan terus kita temui.

Fokus Pada Sasaran

Fokus menjadi kunci dalam memanfaatkan momentum pengakuan Susno kali ini. Masyarakat tidak lagi boleh terjebak pada upaya pengalihan isu, yang sudah nampak dilakukan. Jika melihat bagaimana isu pelanggaran kode etik, dan saling tuduh ’maling teriak maling’ dilancarkan, potensi teralihkannya isu dari sasaran mereformasi kepolisian sangat besar. Bahwa apa yang dilakukan oleh Susno berpotensi melanggar kode etik kepolisian, tidak boleh menjadi pengalih isu dari kasus yang hendak diungkap. Kasus harus diusut seusai dengan hukum yang berlaku. Kepolisian harus berani melakukan penyidikan kepada perwiranya sendiri.Jika terbukti, maka kepolisian harus berani mengamputasi para perwira tinggi Polri, termasuk jika Susno pun ternyata punya masalah sebelumnya.

Ketegasan, keadilan dan transparansi dalam menyelesaikan kasus ini merupakan prasyarat mutlak. Hanya dengan ketiga hal inilah kemudian kasus ini membawa nilai kebermanfaatan optimal bagi masyarakat. Bola kini berada di tangan Kapolri Bambang Hendarso Danuri untuk memastikan penyelesaian kasus ini secara baik. Jika kemudian segala sesuatunya terbukti, Kapolri harus berani melakukan terobosan dengan melakukan pembersihan besar-besaran di tubuh Polri sendiri. Self detoxification akan membawa kepercayaan diri bagi para polisi jujur dan bersih yang jumlahnya jauh lebih banyak dari oknum yang korup. Ia kemudian akan menjadi modal bagi penyempurnaan reformasi kepolisian menjadi polisi masyarakat sejati.

Contoh dari Chongqing

Perombakan besar-besaran jajaran kepolisian di Kota Chongqing China barangkali bisa menjadi contoh bagi kita. Pemerintah Kota Chongqing melakukan keputusan berani dengan menghukum mantan kepala Kepolisian Peng Changjian seumur hidup. Tidak itu saja, sebanyak 3.000 perwira polisi diharuskan melamar kembali jika ingin bertugas. Perombakan itu dilakukan sebagai langkah integratif penumpasan geng-geng lokal dan markus yang dilancarkan sejak Juni 2009 oleh pemerintah setempat untuk kemudian membawa perubahan kesatuan kepolisian dengan mempekerjakan 7.700 polisi baru yang diseleksi secara ketat pada 2010 ini.

Jika kemudian kasus yang diungkapkan oleh Susno Duadji terbukti benar, kita berharap Susno juga kemudian membeberkan kasus-kasus yang melibatkan para petinggi kepolisian lainnya. Maka, Kapolri atau bahkan pemerintah, harus berani melakukan gebrakan serupa. Publik merindukan kepolisian yang benar-benar sebagai pelindung dan pelayan masyarakat. Publik lelah memandang penuh kebencian tiap kali harus berurusan dengan pihak kepolisian. Publik rindu untuk bisa mencintai kepolisian. Bagaimanapun publik tahu arti penting kepolisian bagi kemajuan negeri ini. Mari kita bersama-sama menjadikan kepolisian patut untuk dicintai, dengan satu frasa: reformasi kepolisian!

Menimbang Perampingan Penyidik

Menimbang Perampingan Penyidik

Oleh: Umar Badarsyah, peneliti INSURE

Rabu, 10 Maret 2010

Perampingan lembaga penyidik beberapa waktu lalu diwacanakan oleh anggota Dewan Pertimbangan Presiden Jimly Asshiddiqie. Ia melihat potensi tumpang tindih dalam penyidikan sangat besar, melihat bahwa saat ini, menurutnya terdapat 55 lembaga yang memiliki kewenangan penyidikan.Wacana itu mendapat dukungan dari Ketua MK Mahfud MD yang juga mengakui adanya tumpang tindih dalam penyidikan. Wacana itu bahkan diamini oleh Kabareskrim Ito Sumardi, yang melihat fenomena penyidik PNS kerap kali tidak berkoordinasi dengan penyidik kepolisian.

Sebenarnya banyaknya lembaga yang memiliki kewenangan melakukan penyidikan terjadi berdasarkan peraturan perundang-undangan. UU No. 8 tahun 1981tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP), pasal 6 ayat 1 menentukan penyidik adalah penyidik pejabat kepolisian dan penyidik PNS yang ditentukan berdasarkan undang-undang. Keberadaan pasal ini kemudian menjadi dasar hukum bagi pembentukan lembaga-lembaga penyidik pejabat PNS (PPNS) sesuai dengan UU sektoral masing-masing. PPNS Bea dan Cukai, PPNS Perikanan, Penyidik Angkatan Laut dan penyidik-penyidik lainnya memiliki dasar pembentukan hukum yang sah.

Keberadaan penyidik PNS ini juga memiliki landasan sosiologis, jika kita merujuk pada semakin berkembangnya bentuk kejahatan dan pelanggaran sektoral. Perkembangan ini jelas membutuhkan penyidik spesifik yang memahami benar seluk beluk peraturan perundang-undangan dan bentuk tindakan kriminal dalam wilayah kerja yang spesifik. Hal mana yang akan sangat sulit dilakukan jika banyaknya permasalahan sektoral ini diserahkan tunggal kepada penyidik kepolisian dengan pola pendidikan kepenyidikan umum yang mereka dapatkan.

Masalah sebenarnya lebih pada persoalan lemahnya koordinasi dan peraturan perundang-undangan yang melangkahi KUHAP.  Persoalan koordinasi antar penyidik pejabat kepolisian dan PPNS telah diatur dalam pasal 107 KUHAP, di mana ditentukan bahwa dalam melaksanakan penyidikan penyidik PNS berada dalam koordinasi dan pengawasan penyidik kepolisian, bahkan proses penyerahan berkas perkara penyidikan kepada penuntut umum, berdasarkan ayat (3) dari pasal tersebut ditentukan harus melalui penyidik kepolisian.

Pakar Hukum Tata Negara, Margarito Kamis juga melihat masalah lemahnya koordinasi inilah yang menjadi persoalan. Perampingan tidak akan menjawab persoalan efektivitas penyidikan. Ia mengutarakan, dengan banyaknya penyidik saat ini saja belum banyak yang bisa diperbuat. Perampingan akan berakibat pada perluasan kewenangan bagi penyidik lainnya.

Lemahnya pengawasan dan koordinasi justru karena UU sektoral yang terkadang memberikan kewenangan yang melampaui pengaturan KUHAP. Hal mana yang diamini oleh Kabareskrim Ito Sumardi. RUU Keimigrasian sebagai contoh memasukkan usulan kewenangan penyidik imigrasi untuk langsung menyerahkan berkas perkara kepada jaksa penuntut umum. Padahal sebagaimana dijelaskan berdasarkan KUHAP pelimpahan dilakukan melalui penyidik kepolisian.

Wacana perampingan juga perlu digarisbawahi dalam hal pemberantasan korupsi. Dengan UU 32/2002 tentang KPK, lembaga pemberantasan korupsi ini memiliki kewenangan penyelidikan, penyidikan hingga penuntutan terkait pidana tindak korupsi. Apakah kemudian isu perampingan juga menyasar kepada KPK?

Tampaknya ada permasalahan lain yang harus lebih dulu dilakukan, yaitu pembenahan dan penguatan Kepolisian RI. KPK lahir dengan preposisi lembaga penegak hukum yang ada tidak berjalan efektif dalam memberantas korupsi. Boleh jadi selain masalah pelanggaran sektoral, banyaknya penyidik PNS terjadi karena Kepolisian belum mampu secara efektif menangani kejahatan dan pelanggaran yang terjadi.

Sejauh ini wacana perampingan penyidik mendapat reaksi positif dari DPR. Wakil Ketua Komisi III Azis Syamsuddin beberapa waktu lalu menyatakan pihaknya berencana membentuk panitia kerja untuk mengkaji perampingan penyidik ini. Jika panja ini jadi dibentuk, kita tentunya berharap pengkajian dilakukan secara mendalam dan holistik untuk dapat merumuskan kebijakan terbaik soal ini.

Fiat justitia pereat mundus

Mewaspadai Bola Liar Penolakan Perppu KPK

Mewaspadai Bola Liar Penolakan Perppu KPK

Oleh: Umar Badarsyah, peneliti INSURE

Senin, 15 Maret 2010

DPR resmi menolak Perppu No.4 tahun 2009 tentang Perubahan atas UU 30 tahun 2002 tentang KPK pekan lalu, Selasa 3 Maret 2010. Sehari setelah keputusan itu, Pemerintah melalui Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar menyatakan akan segera membentuk Panitia Seleksi Komisioner KPK pada bulan April ini.

UU 30 tahun 2002 tentang KPK pasal 32 memang mengatur bahwa jika salah satu komisioner KPK berhalangan tetap atau berstatus terdakwa maka pemerintah membentuk Panitia Seleksi untuk mendapatkan calon komisioner KPK pengganti untuk kemudian dipilih oleh DPR. Hanya saja, pernyataan Pemerintah bahwa pembentukan panitia seleksi itu dilakukan sekaligus untuk memilih lima komisioner KPK menjadi sensitif.

Terlebih karena saat ini KPK sedang melakukan proses hukum terhadap dua kasus yang erat dengan dua entitas cabang politik negara: eksekutif dan legislatif.

Kedua kasus itu adalah kasus Bank Century pasca Paripurna DPR yang memutuskan menunjuk lembaga-lembaga penegak hukum KPK, Polri dan Kejagung untuk mengusut kasus ini secara hukum; dan kasus dugaan suap dalam pemilihan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia Miranda Swaray Goeltom yang melibatkan sejumlah besar anggota legislatif terutama dari PDIP.

Sidang Paripurna DPR memberi isyarat pada dugaan penyelewengan dua pejabat penting dalam pemerintahan SBY. Wakil Presiden Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang terlibat dalam pengambilan keputusan bailout Bank Century diduga melakukan pelanggaran undang-undang. Pengusutan terhadap dua pejabat eksekutif, terutama Boediono yang terpilih menjadi Wapres melalui proses pemilu berpotensi mengakibatkan keguncangan politik yang bisa mengganggu jalannya pemerintahan, dan dalam kaitannya dengan SBY, legitimasi politik yang menjadi modal utamanya di awal pemerintahannya yang kedua akan jatuh. Bahkan jika proses penegakan hukum kemudian mengarah kepada pemakzulan Wapres, pemerintahan akan semakin terguncang dan konfigurasi koalisi pemerintahan akan mengalami perombakan. Menimbang hal ini, maka wajar jika kecurigaan intervensi pemerintah melalui pemilihan komisioner baru KPK disuarakan banyak pihak.

Intervensi terhadap KPK yang bisa saja terjadi jika panitia seleksi jadi dibentuk, tidak hanya berpotensi datang dari pemerintah. Kekuatan politik di DPR juga bisa saja mendompleng situasi. Kasus dugaan suap pada pemilihan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia melibatkan sejumlah politisi terutama dari PDIP, di samping beberapa dari Fraksi TNI/Polri dan PPP. PDIP mengalami tren penurunan jumlah suara yang signifikan. Citra buruk yang berpotensi didapat dari kasus ini tentu akan mengancam performa politik PDIP ke depan, terlebih sejumlah fungsionaris PDIP diduga terlibat seperti Panda Nababan. PDIP melalui Megawati memang sejauh ini mengeluarkan pernyataan tegas untuk tidak membela kader-kadernya jika terlibat. Hanya tak ada yang bisa benar-benar menduga politik berikut segala kepentingan dibaliknya. Bisa saja keinginan Taufiq Kiemas agar PDIP merapat kepada pemerintah bertemu dengan kepentingan SBY mempertahankan legitimasi pemerintahannya. Jika dua kepentingan ini bertemu, maka pembusukan KPK melalui injeksi oknum komisioner pengganti nantinya, adalah keniscayaan.

Banyak kalangan menyarankan agar panitia seleksi tidak perlu dibentuk, dan biarkan KPK berjalan dengan empat komisioner tersisa. ICW dan aliansi LSM anti korupsi termasuk yang menyuarakan hal itu. Dalam pandangan ICW sebenarnya dengan empat komisioner yang tersisa KPK masih bisa menjalankan kewenangan dan kewajibannya dengan baik. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Tumpak Hatorangan sendiri. Tumpak yang menyadari bahwa keberadaannya bersifat sementara menilai, dengan empat komisioner yang ada KPK tetap bisa berjalan dengan efektif. Terlebih kepengurusan KPK saat ini akan berakhir pada 2011 nanti. Artinya tersisa ’hanya’ kurang dari dua tahun bagi KPK saat ini untuk menjalankan kewenangannya.

Pilihan untuk menseleksi pengganti komisioner KPK saat ini kemudian menjadi tidak hanya rawan terhadap upaya pembusukan KPK, tetapi juga tidak efisien.

Thursday 18 March 2010

One Boat for Gaza

Since January 2008, Israel has subjected the Gaza strip to an increasingly severe blockade, restricting Gaza’s ability to import fuel, spare parts, and other necessary materials. As a result, the economy has completely collapsed. Most of Gaza’s industrial plants have been forced to close, casing steep increases in unemployment, poverty and childhood malnutrition rates.

In December 2008, Israel broke a ceasefire with Gaza and began a three week campaign of bombing, home invasions, and general destruction. During this massacre, homes, schools, mosques, and UN centers were all attacked by Israel. Thirteen Israelis, including 4 Israeli civilians, lost their lives, while over 1300 Palestinian men, women, and children were slaughtered. Since the end of the massacre it has become harder than ever to bring in humanitarian relief, reconstruction aid, or developmental supplies.

Meanwhile, in August 2008, Free Gaza movement, a human rights group, has successfully sent the first international boats to land in the port of Gaza in 41 years. Free Gaza Movement is committed to raise international awareness about the prison-like closure of the Gaza Strip and pressure the international community to review its sanctions and end its support for continued Israel occupation.

Free Gaza movement has sailed from Cyprus to the Gaza strip on several successful voyages, bringing in international witnesses to see firsthand the devastating effects of Israel violence against Palestinian people. Their boats are the first international ones to journey to Gaza since 1967.

Responding to Free Gaza Movement’s plan-together with IHH (a humanitarian organization in Turkey) and Global Perdana Foundation (a humanitarian organization in Malaysia)-to re-enter Gaza this coming April 2010, MER-C is determined to be a part of this trip by purchasing a 25 person passenger boat, which will board medical teams, journalists, engineers, and other elements to support this mission.

Our medical teams will perform surgeries needed in Gaza, as well as distributing medical aids that the people of Gaza badly need. The journalists will document the trip. Our engineers will be there to follow up the construction plan of Bayt Lahiya hospital. Other elements will also come with us to witness firsthand the gruesome condition of Gaza and its people.And to add international pressure for Israel to end it's blockade.

Adequate fund for this mission is urgently needed; hence we welcome any generous donation in this coming week to enable us to purchase a boat, which will take around 3-4 week process for MER-C to have its own boat.


Estimated cost of “One boat for Gaza” mission:

No Item Amount
1 One passanger boat capacity 25 persons 150,000 euro
2 Dry docking 2,500 euro
3 Inspection 1,000 euro
4 Antifouling 1,500 euro
5 Lawyer 3,500 euro
Total Estimated Cost 158,000 euro

Presumed 1 euro is Rp 13.000,-,
The cost for the mission equals Rp 1.950.000.000,-
(One billion nine hundred and fifty million rupiahs)


Donation for “One Boat for Gaza” project can be sent through”

Bank Name : Bank Syariah Mandiri (BSM), Kramat Branch
Account Name : Medical Emergency Rescue Committee
Account No. : 009.0121.773

Bank Name : Bank Central Asia (BCA), Kwitang Branch
Account Name : Medical Emergency Rescue Committee
Account No. : 686.0153678


We truly hope to be able to enter Gaza this coming April. And we also hope that this humanitarian mission is strongly supported, in order to help the people of Gaza from the suffering that they are facing right now. Should you need more information, feel free to ask for a thorough presentation at any of your convenient time.

Thanking you in advance

Wassalam
Presidium of Medical Emergency Rescue Committee


Joserizal Jurnalis, MD
Orthopaedic and Traumatology Surgeon


Umar says:
Dear friends, I sincerely hope for your participation by doing one or more of activities below:

1. make your own donation to the accounts written above, even a very small amount of Rupiah will be very meaningful for the mission

2. If you do have any connection with any BMT, Zakah Fund Programme, or CSR around your neighborhood or work office, kindly contact us (Mer-C) or me so we could deliver proposals and gain more support for the mission

3. Feel free to repost, share, copy-paste, or multiply this post in order to make the mission widely known so more and more people can make donations.

txs


MER-C Secretariat:
Jl. Kramat Lontar No. J-157 Senen, Jakarta Pusat – Indonesia 10440
Phone/Fax: +62 21-3159235 / 3159256 SMS: +62 811 99 0176
Website: www.mer-c.org E-mail: merc@indosat.net.id

Monday 8 March 2010

Hentikan Rekayasa Kasus Kepolisian

Hentikan Rekayasa Kasus Kepolisian

Oleh: Umar Badarsyah, Institute for Sustainable Reform

Hari ini, Senin 8 Maret 2010 Harian Kompas menerbitkan headline seputar rekayasa kasus pidana kepolisian. Artikel berita berjudul ’Rekayasa Pidana Harus Distop’ tersebut mengangkat sejarah kasus-kasus rekayasa pidana yang dilakukan oleh oknum kepolisian sejak tahun `1970 hingga saat ini.

Kasus-Kasus Salah Tangkap Oleh Polisi

Penting untuk mengingat bahwa kasus Sengkon Karta di tahun 1974 merupakan salah satu alasan dan kasus yang dijadikan case selebre perumusan UU No.8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. Salah tangkap Sengkon Karta-lah yang kemudian mendorong perubahan KUHAP ke arah yang lebih melindungi HAM, dan hak-hak tersangka, dan terdakwa dalam proses proyustitia. Kasus ini pula yang menggeser prinsip penyidikan polisi dari inquisitorial yang mengakibatkan perlakuan sewenang-wenang aparat penyidik kepada sistem accusator. Pada prinsip inquisitor penyidik mengejar pengakuan tersangka, yang mana hal ini mengakibatkan jurus segala cara kemudian seolah-olah dibenarkan untuk mengejar pengakuan tersangka.

Pada prinsip accusator yang hendak dicari adalah fakta-fakta hukum seputar peristiwa pidana melalui keterangan para saksi. Melihat rentang kasus rekayasa sejak 1970 hingga 2009 di atas. Terlihat, ternyata perubahan sistem belum kemudian merubah budaya atau mentalitas aparat kepolisian. Mentalitas aparat kepolisian yang mesti diperbaiki juga bisa dilihat dari data pelanggaran HAM oleh aparat kepolisian yang dikeluarkan oleh Komnas HAM pada tahun 2009.

Pelanggaran HAM selama 2009 dapat dilihat dari laporan pengaduan masyarakat terhadap hak untuk memperoleh keadilan sebanyak 1.845 laporan atau di atas laporan pengaduan soal hak atas kesejahteraan yang berjumlah 1.652 laporan. Banyak laporan pengaduan hak memperoleh keadilan yang berkaitan dengan sikap kepolisian. Pelanggaran HAM itu terjadi dalam bentuk kekerasan atau pelanggaran hak atas hidup terhadap para tersangka. Termasuk di dalamnya pelanggaran dalam hal kasus salah tangkap.

Melihat fenomena menyedihkan ini Kepolisian Republik Indonesia harus segera berbenah diri, dan mengakselarasi reformasi kepolisian yang sedang berlangsung. Renumerasi sudah dilakukan di awal tahun 2010, kini masalah pendidikan, dan reorientasi aparat harus mendapatkan perhatian lebih.

Kapolri Bambang Hendarso Danuri sendiri menyatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan pembenahan terkait hal ini. Pada Harian Kompas hari ini Bambang mengatakan Polri dalam waktu dekat akan mengumpulkan 5.000 kepala unit reserse di tingkat kepolisian sektor, 500 kepala satuan reserse di tingkat kesatuan resor untuk dilakukan evaluasi menyeluruh. Ia pun menyadari permasalahan ini merupakan masalah budaya yang tidak bisa dibiarkan.

Tentunya kita menyambut positif hal tersebut. Penting bagi kita untuk memantau agar proses setelah evaluasi benar-benar menjawab permasalahan mentalitas aparat ini. Reorientasi, perbaikan sistem pendidikan kepolisian, dan pembinaan harus dilakukan oleh internal kepolisian. Sedangkan secara eksternal perlu dibangun pengawasan yang lebih kuat terhadap aparat kepolisian. Hal ini harus dilakukan dengan memperkuat institusi pengawas kepolisian. Alternatif itu bisa dilakukan dengan memperkuat kedudukan Kompolnas sebagai pengawas aparat kepolisian, dengan memberikan kekuatan punitif terhadap oknum aparat.
Hal yang lebih penting lagi adalah perbaikan sistem untuk menghentikan peluang rekayasa kasus oleh aparat. Hal ini bisa dilakukan melalui reformasi KUHAP. KUHAP saat ini memiliki sejumlah kelemahan dalam hal perlindungan tersangka dan terdakwa. Belum ada jaminan hak mereka memperoleh informasi atas hak-hak apa saja yang mereka miliki. Di pihak aparat kewajiban memberikan informasi hak-hak tersangka dan terdakwa pun belum diatur.

Disinformasi hak dalam proses peradilan pidana menjadi pintu bagi terjadinya rekayasa. Ini yang harus segera dipikirkan. Akses informasi tidak hanya akan melindungi hak-hak para pihak tetapi juga akan meningkatkan mutu penegakan hukum nasional.

Fiat justitia pereat mundus

Sunday 28 February 2010

Sukseskan Indonesia Berlayar ke Gaza bersama Free Gaza Movement dan International Solidarity Movement!

Sukseskan Indonesia Berlayar ke Gaza bersama Free Gaza Movement dan International Solidarity Movement!

Save Gaza!

Indonesia melalui MER-C akan menyumbangkan sebuah kapal boat berisi obat-obatan dan tim medis akan melakukan missi menuju Gaza Palestine melalui jalur laut via Cyprus. Rombongan boat yang berada di bawah International Non Government Organization yaitu Free Gaza Movement dan ISM (International Solidarity Movement) akan berangkat pada akhir April 2010 menuju Gaza Palestine. Rombongan boat yang turut ikut serta berasal dari berbagai Negara dunia yang memiliki kepedulian terhadap Palestine, yaitu; Turki, Malaysia, Swedia, dan Yunani.

Untuk itu MER-C melakukan penggalangan dana solidaritas untuk Donasi Satu Kapal ke Gaza dari Indonesia. Donasi dapat disalurkan ke a.n Medical Emergency Rescue Committee BCA Cab. Kwitang No. Rek 686.0153. 678 atau BSM Cab. Kramat No. Rek 009.0121.773.

Free Gaza Movement juga mengajak kepada High Level Profile di Indonesia untuk dapat berpartisipasi dalam rombongan kapal. Sejauh ini beberapa high level profile dari Negara seperti Inggrisyakni mengirim beberapa anggota parlemennya dan tokoh politisi perempuan dari Amerika Serikat, Cynthia McKinney dari Partai Green juga telah mengikuti rombongan ke Gaza pada pelayaran sebelumnya. High Level Profile : Pejabat, Politisi, Tokoh, Cendekiawan, Pemuka Agama, dan Jurnalis yang memiliki kepedulian terhadap nasib Palestina karena aksi ini adalah aksi kemanusiaan solidaritas.

Info Lebih lanjut dapat menghubungi MER-C di : (021) 3159235 atau 0811 99 0176

www.mer-c.org

Thursday 25 February 2010

Metode Menghafal Al-Quran Albadari

Assalamualaikum wr wb.

Sebenarnya proyek buku metode menghafal Al-Quran Albadarinya belum rampung, tapi barangkali bisa memberi manfaat buat yang lain juga. Masalah saya dua fokus dan konsistensi. Sejauh ini saya Alhamdulillah sudah bisa menghafal surah ke 78 An-Naba 40 ayat dari ayat satu sampai empat puluh dan sebaliknya.

Juga alhamdulillah sudah menghafal surah 104 Al-Humazah hingga 114 Annaas dari ayat satu sampai akhir masing-masing surah begitupun sebaliknya, dengan artinya dalam bahasa Indonesia, untuk Al-Ikhlas hingga An-Naas juga ditambah hafalan terjemahan dalam bahasa Inggris.

Sekilas tentang metode Albadari terdiri dari dua metode utama dan tiga metode/tools bantuan. Jadi ada lima totalnya, yaitu:

1. Metode Jari Quran Al BAdari
2. RNB (bukan jenis musik tapi Rantai Neuron Bipolar) basisnya grafik tertulis dengan model inset rantai neuron bipolar.

3. Sholat Hafalan
4. Tulis Ikat
5. Kitab Ashabul Yamin

Sampai saat ini baru metode pertama yang sudah rampung dituliskan, itupun 60 persennya. Pengantar dan penjelasannya belum dinarasikan dengan baik.

Sore ini saya berencana buat rekaman penjelasannya doakan dipermudah Allah. Sedangkan 60 persen Moetde jari saya attach di bawah.

Mohon doanya. Minimal saya menghafal juz 30 berikut terjemahnya, baru saya barangkali berani melaunch ke publik. Menurut rencana buku akan disebarkan via dunia maya saja secara gratis. Semoga bisa menjadi amalan jariyah. Itung-itung ngimbangin dosa-dosa aja lah :p

Berhubung ini proyek kebaikan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan ekonomis, saya mengundang sahabat-sahabat sekalian untuk bersama mengembangkan. Silahkan kemudian mengembangkan beberapa metode ini ke arah yang lebih memudahkan.

Klo butuh penjelasan bisa hubungi saya langsung. Kirim aja email ke umar.badarsyah@gmail.com atau ke akun yahoo saya bagi teman-teman yang sudah tahu.


Teknik Kedua Rantai Neuron Bipolar bisa di klik di sini

Wednesday 24 February 2010

The Tide Turns against Israel

The Tide Turns against Israel

By Gilad Atzmon – London

Diterjemahkan secara bebas oleh Umar Badarsyah

Sumber : http://palestinechronicle.com/view_article_details.php?id=15756

London marah atas penggunaan identitas curian oleh para pelaku pembunuhan di Dubai dan mengarahkan kemarahannya kepada negara Yahudi berikut dinas intelijen Mossad-nya yang terkenal kotor.

Dubes Israel untuk Inggris, Ron Proseso dipanggil pada hari kamis oleh menteri luar negeri untuk ‘berbagi informasi’. Pada praktiknya Inggris sebenarnya telah berhenti melakukan tuduhan kepada keterlibatan Israel dalam skandal pembunuhan, meski demikian untuk menunjukkan ketidaksenangannya Kementerian Luar Negeri mengacuhkan permintaan Israel agar pemanggilan itu dilakukan secara diam-diam. “hubungan keduanya berada pada titik beku sebelum ini. Kini hubungan itu semakin membeku,” seorang petugas pemerintah Inggris mengatakan itu ke The Guardian.

Sebenarnya kemarahan Inggris terhadap Israel bisa menjadi sebuah tanda positif ke arah yang benar jika sekiranya kita mengabaikan fakta bahwa Menteri Luar Negeri David Miliband menginvestasikan upaya-upaya luar biasa untuk mengubah pendirian etis Inggris hanya untuk menenangkan Tzipi Livni, Ehud Barak dan para pemimpin Israel lainnya. Reaksi sang menteri saat ini akan nampak seperti pencerahan, sekiranya kita bisa melupakan bahwa lima minggu sebelum Israel melancarkan serangan mematikan terhadap Gaza, David Miliband mengunjungi Sderot, sebuah kota Israel dekat perbatasan Gaza dan menawarkan dukungannya.”Tidak ada negara yang bisa menerima pemboman konstan terhadap penduduknya”, Miliband mengatakan itu kepada penduduk Sderot. Dia kemudian melanjutkan, “Israel harus, di atas segala hal, melakukan upaya melindungi penduduknya sendiri”. Pernyataan bodoh itulah yang membuat kita semua kini bertanggung jawab terhadap ratanya Gaza. Mengingat fakta-fakta ini, nampaknya mustahil untuk membayangkan Duta Besar Israel berkeringat saat ‘berbagi informasi’ di depan Menteri Luar Negeri.

Dalam beberapa hari terakhir Robert Fisk melaporkan dari Timur Tengah untuk koran The Independent bahwa di Dubai tidak ada keraguan bahwa Inggris terlibat dalam aksi blunder Israel. “Paspor-paspor Inggris tersebut asli”, ungkap salah seorang sumber Fisk di Dubai.”Paspor-paspor itu berfoto hologram, dengan cap biometrik. Identitas itu tidak ditempa atau palsu. Nama-namanya tertera disitu. Kalau kau bisa memalsukan hologram atau cap biometrik, apa artinya ini?” Kebenaran harus benar-benar diungkapkan kalau begini. Terlebih, harian Israel Ynet melaporkan (mengutip Daily Mail) bahwa Israel telah menginformasikan Pemerintah Inggris bahwa agen-agen mereka akan melakukan “operasi di luar negeri” menggunakan paspor Inggris palsu. “Pemberitahuan itu bukan permintaan izin, tetapi lebih berupa basa basi saja.”

Jika Inggris bekerja sama dengan Israel pada level apapun, kita harus mengetahuinya, kita seharusnya mencari tahu apakah pelaku kerja sama itu adalah seseorang atau sebuah badan dalam pemerintahan atau dari dinas intelijen, atau hanya sekedar seorang sayan di Kantor Pemerintah Dalam Negeri atau kantor pemerintah lainnya (sayan adalah bagian unik dan penting dari operasi Mossad. Sayan atau asisten harus 100 persen Yahudi. Sayan mendukung tindakan Israel dan membantu operasi Mossad. Seorang agen veteran Mossad pernah mengatakan,” terdapat ribuah sayan di seluruh dunia. Di London sendiri, terdapat 2000 orang aktif dan 5000 lainnya ada dalam daftar.”). Jika memang ada kerja sama Inggris, kita harus mengidentifikasi apa bentuk sesungguhnya dari kerja sama itu, siapa yang memutuskan untuk melayani kepentingan berdarah Israel di tengah-tengah kita. Kita juga harus mencari tahu siapa di Inggris ini, yang menempatkan kepentingan dan keamanan Inggris di dunia Arab, berada dalam resiko yang membahayakan.

Seumas Milne dalam artikelnya di Guardian tidak merasa perlu menahan kata-katanya.”Alih-alih melakukan pemutusan hubungan diplomatik, pemerintah Inggris duduk berpangku tangan hampir seminggu sejak pertama kali dilaporkan detail dari penyalahgunaan paspor tersebut. Dan sementara Kementerian Luar Negeri akhirnya memanggil duta besar Israel untuk ‘berbagi informasi’, dari pada melakukan protes,Gordon Brown kemarin hanya bisa menjanjikan sebuah ‘investigasi menyeluruh’”.

Kebenaran masalah ini teramat tragis. Sistem politik Inggris dilumpuhkan oleh lobi Israel. Seperti Amerika Serikat, kepentingan-kepentingan nasional Inggris dikorbankan demi uang haram Zionist. Jika Inggris ingin memerdekakan diri dari genggaman Zionist dan memiliki prospek masa depan lebih baik, Inggris harus bergerak cepat dan membersihkan semua daftar penyudup Zionist dari jajaran politiknya, kantor-kantor pemerintahan, dan posisi-posisi strategis. Saya tidak mengatakan di sini tentang orang Yahudi. Saya tidak bermaksud menyinggung etnisitas atau ras. Saya berbicara mengenai afiliasi ideologis dan politis. Menimbang Zionisme adalah ideologi berdarah, rasis, dan ekspansionis, menjadi wajar untuk menekankan bahwa orang-orang yang berafiliasi terhadap Israel dan Zionisme harus dienyahkan segera dari jabatan atau pos politik, pemerintahan, maupun militer apapun.

Sebagaimana Inggris menerapkan keberhati-hatian dalam memberikan keputusan berkenaan dengan kepentingan keamanannya dengan Arab, Cina maupun orang-orang Rusia, semestinya Inggris juga memperlakukan hal yang sama kepada warga negara Yahudi sama besarnya.

Tapi ini kabar baiknya. Tidak seperti sistem politik Inggris yang telah terkooptasi oleh Zionis, orang-orang dan media Inggris sebenarnya sangat marah. Blunder Mossad, begitupun dengan impotensi institusi politik Inggris secara gamblang terekspose oleh pers Inggris. Hal itu dimuat di halaman depan semua harian Inggris, dan diulas di setiap tayangan berita TV.  Tidak ada lagi keraguan hari ini, bahwa kesabaran dalam menghadapi barbarisme Israel telah jelas-jelas semakin habis.

Beberapa tahun lalu Saya mendengarkan sebuah diskusi yang disampaikan oleh Dr. Mustafa Barghouti yang merujuk peristiwa tahun 1948 saat dunia diam menyaksikan 750.000 orang Palestina terusir dari tanah mereka, dari desa-desa dan kota-kota mereka lewat pembersihan etnis terencana yang disertai pembantaian-pembantaian. Dunia tetap diam ketika Israel memberlakukan hukum larangan pulang untuk mencegah orang-orang Palestina kembali ke tanah mereka. Di tahun 1967, dunia yang telah berkembang tidak hanya diam, tetapi malah memuji kegiatan ekstravaganza expansionis Israel. Dunia bertepuk tangan ketika Pasukan Pertahanan Israel membersihkan ribuan orang Palestina dari tanah bersejarah mereka.

Tapi kemudian segala sesuatu mulai berubah. Pada perang Libanon tahun 1982, dunia kebanyakan masih tetap diam saat 30.000 orang Palestina dan Libanon dibantai oleh Pasukan Udara Israel dan Pasukan Pertahanan Israel. Namun,  secara ajaib menyisakan sedikit orang yang bangkit dari lelap tidur mereka. Beberapa aktivis mulai menyadari bahwa orang-orang Palestina dan permaslahan mereka berada di jantung pertempuran mereka untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Saat intifada pertama dan kedua berlangsung semakin banyak orang yang menyadari bahwa Israel-lah sang agressor. Di tahun 2006 Israel sekali lagi melancarkan serangan total ke Libanon. Kali ini Israel meninggalkan 3.000 korban. Meski demikian, akibat dari tindakan brutal Israel ini mengakibatkan peningkatan drastis perasaan anti Israel. Bahkan pada faktanya, Perang Libanon ke-2-lah, bukan Perang Irak, yang telah menjadi katalis bagi kejatuhan politik Perdana Menteri Tony Blair. Blair mendapat bayaran politik langsung karena terlibat dalam perang. Pembantaian Gaza 2009 mengakibatkan 1.400 orang Palestina meninggal, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak., meninggalkan Gaza dalam kehancuran total, tapi sebagaimana kita ketahui, hal itu juga mengakibatkan gelombang kebencian anti Israel yang tinggi di semua tingkat media yang ada, di jalanan bahkan di PBB.

Pekan ini kita belajar tentang blunder pembunuhan terbaru dari Israel. Aksi itu telah membunuh seorang pemimpin militer Hamas. Kalau dulu Israel akan dipuji atas keberanian para pasukan pembunuhnya, yaitu orang-orang yang mengejar musuh-musuh Yahudi di tanah-tanah jauh dan seterusnya, reaksi pekan ini sangat berbeda. Negara Yahudi itu kini dipahami sebagai negara pariah.  Media Inggris dan orang-orang mulai melihat lebih dalam. Tidak ada satupun media Inggris yang berdiri membela Israel, tidak satupun yang mencoba untuk menjustifikasi atau membela tindakan Israel. Tidak ada yang mengulang pembicaraan bahwa Hamas adalah organisasi teroris. Saya mengira bahwa kini, orang-orang di luar sana mulai memahami bahwa Hamas adalah organisasi Palestina yang terpilih secara demokratis untuk memimpin. Orang-orang juga menyadari bahwa Hamas memiliki justifikasi untuk mengupayakan perjuangan legitimatif demi kemerdekaan.

As much as Israelis and their supporters try to tell us that the diplomatic backlash is fueled by merely technical matters such as "identity theft", reading the British press convey a far deeper resentment to Israel, what it stands for and the way it operates. For a while some of us have been talking about remote signs that the tide is changing. As it happens, we are waking up into a new reality. The tide has changed already. Israel has exhausted the last drops of moral integrity, as if it possessed such integrity to start with. Britain and every Western country better move fast and identify the enemy within, those amongst us who support the Zionist project and convert us all into being complicit partners in Israel's never ending sin.

Sebesar apapun orang-orang Israel dan para pendukungnya berupaya mengatakan kepada kita bahwa ketegangan diplomatik ini terjadi hanyalah karena persoalan teknis semacam“pencurian identitas” saja, tampaknya membaca pers Inggris, malah menunjukkan kemarahan yang lebih mendalam terhadap Israel, atas apa yang menjadi pendiriannya dan cara yang digunakannya.  Untuk beberapa waktu, sebagian dari kita telah membicarakan soal tanda-tanda bahwa arah gelombang itu telah berubah. Saat hal itu terjadi, kini kita telah masuk ke dalam realitas baru. Arah ombak itu telah benar-benar berubah. Israel telah kehabisan tetesan terakhir integritas moralnya, kalaupun sejak awal Israel memang memiliki integritas semacam itu. Inggris dan setiap negara Barat sebaiknya bergerak cepat dan mengidentifikasi musuh yang berada di dalam mereka, yaitu orang-orang yang berada di antara kita yang membela proyek Zionis dan merubah kita semua menjadi rekan setia Israel dalam melakukan dosa-dosanya yang tak berkesudahan.

-Gilad Atzmon adalah musisi jazz Inggris kelahiran Israel. Dia menulis masalah-masalah sosial dan politik, identitas dan budaya Yahudi. Artikel-artikelnya diterbitkan oleh banyak media seantero dunia. Dia mengkontribusikan artikel ini ke PalestineChronicle.com