Monday 24 January 2011

Jadwal peSantrEn KeDInasan LUar negeri

Nah ini jadwal padat 2011 SEkdilu...post di sini untuk macam-macam hal, dan satu yang paling utama, I can't handle papers, I tend to loose them easily.

Kementerian Luar Negeri

Republik Indonesia

 

Kalender Pendidikan dan Latihan

Sekolah Dinas Luar Negeri (Sekdilu) Angkatan ke-36 T.A. 2011

No

Waktu

Kegiatan

1

10 Januari (Senin)

Peserta Sekdilu Angkatan ke-36 Masuk Asrama

 

11 Januari

-Penyerahan Angkatan ke-36 dari Kepegawaian ke Pusdiklat (arahan Karo, Kapeg, dan Kapus

 

11-31 Januari

Prajabatan CPNS, Pengajuan Draft SK Sekdilu-36 kepada BAKP36 &Draft SK Pelaksana

 

1-7 Februari

Pengenalan Satker Kemlu (Bersama BPKRT) & Latihan Pembukaan

 

3 Februari

Tahun Baru/Hari Raya Imlek/Libur

 

8 Februari

- Pengarahan Kapusdiklat

- Pengarahan Direktur Sekdilu & PErkenalan Tim Sekdilu 36

- Pemilihan Pengurus kelas & Angkatan (Kabid Penyelenggara Diklat Sekdilu)

 

9-10 Februari

Placement Test & Wawancara dengan Direktur Sekdilu

 

11 Februari

-          Seminar di Musium KAA Bandung & Kunjungan ke Saung Angklung Udjo

-          Pengumuman dan persiapan kelas

 

15 Februari

Maulid Nabi Muhammad

 

17 Februari

Pembukaan Sekdilu

 

18 Februari

Rebom di Pusdiklat (tbc)

 

20-26 Februari (tbc)

Pembekalan intelijen di Satinduk BAIS TNI, Cilandak, Bogor.

 

Februari- April

Perkuliahan

 

11 Maret

Kunjungan ke ASEAN Secretariat

 

1 April

Pengumuman tentang Pembuatan Taskap dan Pemilihan Judul

 

22 April

Wafat Isa Almasih

 

30 April

Penyerahan Judul Taskap oleh para peserta kepadaDirektur

 

13 Mei

Akhir Perkuliahan Semester I

 

16-17 Mei

Persiapan Ujian Trisemester 1/ hari tenang/libur

 

18 – 24 Mei

Ujian Semester I

Penyerahan hasil ujian Semester I dari Penguji

 

25-29 Mei (Kamis-Minggu)

-          Outing ke Natuna/Batam Entikong(tbc)

 

30 Mei

-          Mulai Semester II

-          Kepastian judul Taskap setelah dinilai oleh Direktur

 

2 Juni

Kenaikan Isa Almasih

 

3 Juni

-          Ujian Bahasa Asing II

-          Penyerahan Laporan Outing dari PEserta kepada UPT Sekdilu

-          Penyerahan evaluasi dari para Pembina  semester I

 

9-11 Juni (kamis-sabtu)

Simulasi Konferensi Bilateral (Bogor/tbc)

 

14 Juni

Discussion with Foreign Minister (proposl/tbc)

 

16-18 Juni (kamis-sabtu)

Simulasi Konferensi Multilateral (Bogor/tbc)

 

29 Juni

Isra Miraj

 

2 Juli

Tea-walk ke Gunung Mas

 

11 Juli

Kunjungan ke Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta

 

18-22 Juli

Persiapan Pembukaan Panelis Ujian Taskap

 

22 Juli

-          Akhir kegiatan perkuliahan

-          Penyerahan Taskap kepada Direktur Sekdilu (4 rangkap) fixed date

 

25-30 Juli

-          Widyakarya ke Bali/Papua

 

1-2 Agustus

-          Penyelesaian laporan Widyakarya oleh peserta

 

1-5 Agustus

-          - Konfirmasi Panelis

-          Pengiriman hasil evaluasi dari para Pembina Semester II

 

3-5 Agustus

-          Libur-Persiapan Ujian Taskap

 

8-12 Agustus

-          - Ujian Taskap

-          Penyerahan hasil Ujian Taskap dari Penguji

 

15 Agustus

Buka bersama Sekdilu-36

 

17-19 Agustus

-          Upacara Hari Kemerdekaan RI ke-66 & HUT KEmlu ke-66

-          Permintaan Pembuatan SK Magang

 

22 Agustus – 23 September

-          - Magang di Ditjen Protkons

-          Permintaan Penyiapan Paspor Diplomatik bagi 60 Peserta Sekdilu Angkatan 36

 

29 Agustus – 2 September

-          Cuti bersama dan Hari Raya Idul Fitri 1432 H

 

3-30 September

-          Proses Magang di Perwakilan RI

 

18 September

-          Acara Perpisahan Sekdilu-36 (tentative di T.B. Mekarsari)

 

26 September

-          Kunjungan ke gedung DPR RI, Komisi I (tbc)

 

28 September

-          Kunjungan ke BNP2TKI (tbc)

 

1 Oktober-31 Desember

-          Masa Magang tiga bulan di PErwakilan RI

 

Oktober-Novemberr

-          Pembuatan laporan Akhir Penyelenggaraan Sekdilu-36

 

Desember

-          Penyerahan hasil evaluasi kepada Kapusdiklat

 

Minggu I Januari

-          Penyerahan Lulusan Sekdilu-36 kepada Biro Kepegawaian

 

Saturday 15 January 2011

Tancho, A Father and Son Bond

Pernah lihat aku, dalam satu atau dua kesempatan yang beririsan dengan lintasan momen hidup teman-teman sekalian,berpakaian rapi dengan rambut sangat klimis tak alam?. Tersisir rapi dengan belahan pinggir yang kentara sekali garis putihnya di antara dua gundukan rambut hitam sempurnaku? Bagaimana? pernah?

 

Jika ya, maka teman, dengan bangga aku akan mengatakan, saat itu aku pake Tancho, Minyak rambut pusaka keluarga! Ya Tancho. Saat Brylcreem berhasil menaikkan tingkat penjualannya sejak menggaet Beckham hingga kini, atau anak-anak muda gaul memakai hard WAX untuk menspike rambutnya, aku tetap setia dengan minyak rambut gaul anak muda-jaman 80-an: TANCHO.

 

Minyak rambut hijau kental dengan bau 'khas' antara campuran minyak kelapa dan entah apa lagi di dalamnya itu menjadi andalanku untuk menebar pesona pada dunia. :)

 

Tentu saja, aku punya alasan praktis. Kau tau rambutku kan teman? Super tebal.  SEtebal bulu domba garut. Tampaknya gen utama rambut tebal kualitas domba garut menyatu sempurna pada peranakan galur murni raja-raja Priangan Timur Pasundan ;p . 

ini bukan wig, apalagi helm! wakakak
 Dengan Tancho aku bisa menekan rambutku hingga dua inchi jika memakai porsi ekstrem. Tapi tenang, sejak masuk jenjang SLTP aku tak lagi pernah memakai Tancho berlebihan. Hingga kini aku hanya mencoleknya sebatas sepertiga ujung paling atas buku jari telunjukku. Lebih karena aku tak lagi butuh porsi yang banyak. Entah mengapa, bisa jadi karena sedari kecil setia dengan produk Tancho, rambutku kini seolah punya memori genetis untuk mengempis drastis walau hanya dengan sedikit olesan salep hijau itu. Boleh jadi gen rambutku menyimpan memori traumatis dari para pendahulunya, sehingga tiap kali tumbuh yang baru--aku sering mencukur hingga setengah senti keseluruhan rambut kepala- mereka secara otomatis mengempis bahkan sejak hidungku sudah mulai mencium bau khas minyak rambut klasik itu.

 

Alasan praktis kedua adalah, aku tak cocok dengan produk lain. Saat Beckham dan Ronaldo tampil sempurna dengan produk yang merreka iklankan masing-masing, aku harus rela untuk tidak berada satu level dengan mereka jika memakai produk-produk itu, masalahku dua: gatal-gatal dan ketombean jika memakai selain Tancho! Taruhan para gadis akan berpikir minimal dua kali sebelum melewatkan aku sebagai pilihan, jika aku, Beckham dan Ronaldo berdiri sejajar berambut klimis dengan gacoan masing-masing! (nga boleh protes ini notes gue!!:p) 

ehm, penyakit gila no 112: Narsis!!!

 

Alasan utamaku tetap setia dengan Tancho adalah karena ia tak lagi sekedar produk pabrikan salep 

penata rambut, ia melebihi itu, ia merupakan bagian dari sejarah panjang, harapan, dan doa, salep hijau berbau tak keruan itu menjelma ikatan ayah dan putera kesayangannya, aku si pangais bungsu (anak sebelum terakhir), bungsu laki-laki!

It's in the blood :)

 

Aku tak ingat persisnya kapan aku mulai memakai Tancho. Dengan asumsi bahwa aku sudah mulai berkembang dengan pesat dan mengerti bahasa manusia diusia 1,5 tahun dan kejadiannya saat aku sudah cukup umur untuk dibawa ke acara-acara resmi KBRI, maka momen penting itu barangkali terjadi sekitar tahun 1987-an, usiaku tiga tahun berjalan mendekati empat.

 

Riyadh di suatu Senin di salah satu rumah blok Diplomatic Garden, ayahku sibuk berhias, aku sudah mandi dan berpakaian rapi setelah dipaksa, duduk di tepi kasur menghadap cermin melihat ayahku berhias dengan wajah cemberut. KEsal karena dibangunkan  pagi-pagi sekali. Kami harus bergegas menghadiri acara entah apa di KBRI Riyadh, tak ada pembantu atau orang yang bisa dititipkan aku dan kakakku di rumah,tidak hanya karena memang tidak ada yang bisa dititipkan, kalaupun ada, tak ada yang pernah sanggup bertahan. Kami terlalu 'istimewa' heheheh.Pilihan paling rasional adalah mengajak kami berdua, tiap kali kami mulai berulah ibuku tinggal memelototkan matanya saja, atau menjewer kuping kami, efektif!

 

"Ayo rambutnya disisir bageur (anak baik)","nih kayak papah" dibukanya wadah silinder putih dengan penutup berwarna hijau dengan merek bertulisan latin dan cina, dicoleknya sebuku ibu jari, diratakan, dan dioleskan ke seluruh rambutnya. Aku kemudian takjub dengan apa yang terjadi, saat sisir beraksi belahan pinggir ayahku tampak rapi, dan seketika ayahku terlihat gagah dengan rambut tertata. Kemudian ia berucap,"Klo mau jadi diplomat nyisirnya harus rapi, rambut rapi, nih pake Tancho!" Namanya Tancho, seperti macho dan di depanku berdiri sosok yang aku sayangi dan kagumi dengan gagahnya, berambut rapi."Pak Dubes dan diplomat-diplomat hebat pake ini," ujarnya bangga. Ayahku pegawai komunikasi,posisi yang bukan siapa-siapa menurutnya dalam rangking diplomasi, kerap ia berkelakar, dirinya hanyalah bocokok (harfiah: anak buaya,sunda), bawahan bukan siapa-siapa. Sejak dini ditanamkannya harapan pada terutama semua putera-puteranya untuk menjadi diplomat, agar nasib kami bisa melebihi ayahnya yang bukan 'siapa-siapa', tak peduli seberapa besar kami mengaguminya. 

 

Sejak saat itu pulalah aku akrab dengan tancho. Tiap kali aku memakainya, seolah ada kebanggaan aku memakai minyak rambut para diplomat, aku kelak akan menjadi salah satu dari para wakil negara itu, aku akan memenuhi doa dan harapan orangtuaku...dan Allah yang Maha Rahman kemudian memuliakan aku sebagai jawaban doa dan tirakat panjang kedua orangtuaku.

 

Aku putera ke enam ayah-ibuku setelah kedua kakakku yang dianggap berpeluang karena potensi akademik dan bahasa yang dimiliki, setelah mencoba dan gagal, mencoba dan gagal, mencoba dan Allah kemudian menentukan air mata kebahagiaan yang sekian lama merindu dendam jatuh untukku.

....

"Eeeh...sini sayang nyisir dulu!", aku tarik Musab kecil yang terlalu bersemangat hendak menyusul Umminya untuk memakai sepatu.Kududukkan ia dalam pangkuanku di antara kedua tanganku di depan meja hias bercermin. Kuraih benda pusaka itu ke hadapannya, sambil melihat melalui cermin kedua mata besar indah yang diturunkan dari ibunya. "Ini namanya Tancho sayang, Aki Adja (ayahku Wihardja) sama Abi pake ini dari dulu, liat nih yaaa,"

 

Aku colek secukupnya, dan kubiarkan ia terpesona dengan sihir yang dimainkan sisir dan adonan berbau khas itu."hmmm, kerenkan?? Rapi!", "apapun cita-cita, dan apapun jadinya kamu nanti, rambutmu harus disisir rapi nak, itu sunnah Rasul, dan Allah menyukai keindahan, kerapian!","nah sekarang sini abi pakein, sisirnya pegang sayang"..."nah, sipp kamu udah ganteng...sana pake sepatu sama Ummi sayang."

 

Aku melihat nanar mata yang pernah kulihat sebelumnya saat dengan riang ia bergegas menuju Umminya,"Ummiii sepatu Musab mana...?" Saat punggungnya bergegas menjauh, aku berdoa "Allahumma robbanaa hablanaa min azwajina wa dzurriyyatinaa qurratta a'yunin waj'alna lilmuttaqiina imaama" (doa agar isteri dan anak-anak menjadi orang-orang yang bertakwa) dan siluet idolaku muncul dengan rambut klimisnya, menggandeng perempuan yang paling aku cintai. Mereka tersenyum..pun aku demikian, "rabbighfirlii wa liwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayanii shagiraa" (doa untuk kedua orangtua), ah aku akan menelpon ayahku, dan aku akan mengatakan, "Pa, rambut Musab sekarang rapi...make Tancho!"

 

:)

 

 

Musab Kecil nga akan jauh dari Abinya,dengan mata Umminya :p