Thursday 7 June 2012

Jurnal Ibu (Baru Hamil (cerita 1)

15 Februari 2012
Baju kaos psikologi dongker, jaket merah saos cabe, rok batik coklat-hijau, jilbab bergo hitam, sepatu jalan rbk dongker kesayangan. Dengan setelan itu saya berangkat naik becak bareng Ibu terkasih ke sebuah klinik dekat rumah. Sebabnya ialah bulan saya yang tak datang2 juga sudah..err.. berapa ya.. bentar (liat contekan) 15 hari. Daftarnya tentu saja ke ginekolog. Apa hendak dikata, klinik yang baru berubah jadi RSIA itu punya 6 dokter spesialis kandungan yang kesemuanya laki-laki.

Setelah daftar ke dokter yang praktek saat itu (klo gak salah namanya Dr. Abit), saya diarahkan untuk ukur tensi darah dan menimbang berat badan (O-ow!!).
"Tensi xxx/xx (lupa berapa..) normal ya mbak.. mau ke kebidanan ya?" tanya perawatnya ramah.
saya cuma menangguk sambil tersenyum manis.
"Keluhannya apa?"
"Eh.. apa ya.. kayaknya pusing dikit..tapi gak ada yang berarti kok mbak.." jawab saya bingung, lah emang gak berasa sakit apa2 kok, cuman mau periksa ini hamil apa enggak ya. Ini kok tapi perawatnya yang tanya-tanya, bukan dokternya?
"Ini mau cek, karena sudah beberapa hari telat mbak.." ibu saya langsung ngebantuin jawab.
Mbak perawat pun langsung paham. "ooh... udah berapa hari? terakhir dapet tanggal berapa?"
yang langsung saya jawab pertanyaan itu dengan keder lagi "eh berapa ya.. tanggal terakhir dapet... err..."

Pelajaran no.1: Kalo ditanya keluhan oleh perawat saat di pos tensi berarti lagi ditanyain, maksud dan tujuan kedatangan anda mau ketemu dokter bidan itu gara2 apakah, bukan keluhan pusing, mual, kembung, diare dsb.
Pelajaran no.2: Ini beneran penting, pastikan anda ingat siklus terakhir menstruasi anda sebelum pemeriksaan kehamilan pertama ke dokter. karena pasti soal itu akan keluar pertama!

Setelah cek tensi dan melewati pengecekan berat badan yang O-ow banget itu (haha! kenapa sih timbangan rumah sakit selalu lebih berat 1-3 kilo dari timbangan rumah?) saya dan ibu menunggu di ruang yang tersedia. RSIA ini, meskipun baru dan kecil tapi pelayanannya oke dan tempatnya pun nyaman banget. Ck.. sayang,, kalau saja ada dokter perempuan di sini, atau paling enggak bidan deh, saya so pasti bakal langganan kontrol dan lahiran di sini. Saya amati beberapa bumil yang juga sedang ikut menunggu bersama saya. Lucu-lucu, karena rata-rata perut para calon ibu tersebut sudah terlihat bulat-bulat.. hehe..

Akhirnya