Saturday 18 September 2010

Achtung: Soal Seri Pejalan Tangguh dan Rencana Seri-Seri lainnya

hmmm saya baru ingat, urutan SEri Pejalan Tangguh yang ada saat ini tidak sesuai dengan yang saya rencanakan semula, dulu waktu pertama kali merampungkan seri pertama. Semestinya di seri ke empat adalah Spiritual Quotion Error, atau SQ Madness. Selain itu yang kelima soal tantangan pasca sarjana sudah kelewat momennya jadi perlu direvisi,  yang jelas isinya soal memecahkan rekor. Meski mungkin MPKD II di Anyer tempo hari boleh jadi telah memecahkan rekor itu, tapi karena tidak dimaksudkan untuk itu jadi barangkali tema itu masih menunggu pelaksanaannya. Boleh jadi aku akan meletakkannya di seri terakhir atau sebelum terakhir, kalau Aku  meletakkan seri ke empat soal first walk sebagai penutup karena sifatnya prequel.

Sejauh ini urutannya berarti SEri I-III tak ada perubahan urutan, seri IV Soal SQ error/madness, Seri V Cairo 1999, Seri VI soal memecahkan rekor dan penutup prequel. Harap perbesar kesabaran untuk menunggu. Aku entah kenapa tak bisa menuliskannya dalam naskah pada word, ada sensasi aneh yang membuatku harus menuliskannya langsung di MP, mungkin ini MP's charmed, it has jinxed me time and over. :p

Seri selanjutnya adalah tentang 10 perempuan-perempuan paling berpengaruh dalam hidupku, satu sudah sempat aku post meski belum rampung. Tapi karena sebagian besar malah menceritakan banyak kenarsisan the three legendary alih-alih soal almarhumah Ayu jadi aku hapus. Aku akan memulainya dari yang pertama, insya Allah nanti, soal bunda ku tentunya. Sesuai rencana aku akan tetap menutupnya dengan Bidadari Utusan Surga untuk-ku (yang mana pastinya masiiihhhh luaaaaamaaaaaaa untuk diterbitkan, heheh).

Tadinya aku berpikir untuk membuat seri 10 laki-laki paling berpengaruh begitu yang pertama rampung, tapi kupikir sosok seperti Ayahku, Musab bin Umair (ini sudah rampung tapi belum aku jadikan bagian dari seri), Ayah kita Natsir, kakek Agus Salim dan Paman guru Hassan Al Banna lebih dari layak untuk dikerjakan secara pararel. Aku sengaja tak meletakkan Baginda Rasulullah Muhammad, sesederhana karena dia ada di kelas yang berbeda, terlalu tinggi, dan mutlak tingkat pengaruhnya. :)

Sayangnya seperti biasa, ini judulnya rencana, dan yaaa..sebagaimana teman-teman pahami bersama...keajaiban egoku untuk sembarangan meninggalkan karya tak rampung bisa sangat menyebalkan. Terima kasih :p

Oh, dua tahun lalu aku punya ide plot cerita novel tentang Palestina. Kisahnya seputar persahabatan dua anak laki-laki Palestina dan Israel yang dihubungkan melalui program pen pal UNICEF atau UNHCR atau lembaga PBB manapun yang cocok dengan ide cerita (masih buuth research). Plot diawali dengan tertembaknya Adam Saphiro (ini nama aktivis International Solidarity Movement, aktivis Yahudi pro palestina, suami dari Huwaida Arraf, aku mungkin akan mengganti nama tokohnya setelah sedikit research) dalam sebuah aksi solidaritas di Sderot, Israel. Adam rela dikutuk sebagai Yahudi pengkhianat demi melanjutkan perjuangan saudara pena-nya yang tiga-lima tahun sebelumnya melakukan bom bunuh diri di tembok perbatasan utara Gaza. Cerita kemudian akan masuk pada awal-awal program, dan konflik yang dialami keduanya dalam dua keluarga masing-masing yang berbeda. Ashim (nama bocah palestina untuk sementara, nama-nama Ashim,'ashim, hasyim, hisyam, haitam sebenarnya jamak digunakan orang Arab Mesir, aku juga mungkin akan mengganti namanya setelah sedikit research soal nama-nama umum-tradisional Arab PAlestina) bahkan punya keluarga yang unik, terpecah antara Ayah dan 2 saudara laki-lakinya yang pro HAMAS, dan kakak tertuanya yang pro FATAH. Ibu yang sangat religius dan penyabar, serta kakak perempuan yang tangguh yang harus kehilangan nyawa hanya beberapa jam setelah keguguran bayinya.

Nah, untuk novel ini masalahku bukan hanya masalah klasik, tapi juga masalah teknis. Aku belum bisa membuat tulisan cerita dengan gaya konversasi, sebagian besar adalah ceritaku satu arah, kalaupun ada percakapan aku mengungkapkannya dengan gaya seperti aku saat berbicara dengan diri sendiri, dan aku khawatir kekurangan teknisku akan membuat ide kuat cerita gagal untuk dihadirkan dalam karya. Itulah mengapa dulu aku sempat menawarkan ide ini ke sahabatku Lulu Sunman FIB 2003, sayangnya dia  decline, karena peminatannya bukan pada karya sastra tapi filologi, padahal dia punya keuntungan tambahan karena saat ini sedang ikut Misuanya di Mesir, negara yang tidak hanya secara geografis dekat dengan Palestina tetapi juga berlimpah dengan budaya kesusasteraan yang tinggi. Barangkali ada MPers yang berminat bikin karya bareng? Gimana Ka Azti, Ka Nia? :D

Atau aku jual ide plotku ke Om Shirazy aja yaa (sok merasa master piece banget ide gue)

Wednesday 8 September 2010

Kun Robbaniyyan Wa Laa Takun Romadhoniyyan

Saya tak bisa menyampaikannya sedalam dan seberpengaruh ustad Ibnu Jarir. Tapi izinkan saya menuliskannya saja:

"Kun Robbaniyyan wa laa takun Romadhoniyyan"

"Jadilah pribadi Robbani jangan (sekedar) menjadi pribadi (terbaik) sewaktu Ramadhan (saja)"

Semua tadribat, semangat beribadah, dan beramal selama Ramadhan tak berarti apa-apa sebelum mampu berusaha menjadi pribadi Rabbani di masa-masa setelahnya. Hingga dipertemukan Ramadhan berikutnya untuk evluasi diri, dan membekali dengan lebih baik untuk perjalanan selanjutnya.

Mohon maaf lahir batin.
Semoga diberi kemudahan, kekuatan dan keinginan kuat untuk mengejar keberkahan dalam puasa syawal, dan haji.