Loker: "We're here to find tax fraud. no more, no less. And no, wacky religions, they don't bother me, because they're no wackier than the mainstream ones. Do you really believe that there's a man in the clouds who will solve your problems if you make a wish to him?"
Foster: "So being a scientist means I can't believe in God?"
Loker: "Well, last I checked, talking to invisible people is usually diagnosed as schizophrenia.."
wow.. well then that's makes me have schizophrenia too Loker.. :D
Nouman Ali Khan, seorang aktivis dakwah Youtube, yang juga menjuluki dirinya sebagai Atheis-Inside-Muslim-Outside di masa lalunya, menyebut ateisme sebagai salah satu disorder alias kelainan.
"...atheism is actually a consciouss decision. It doesn't occured naturally. The other thing about atheism is, it's not ruded (? saya dengernya gtu, mohon maaf klo salah2,listening saya masih parah hehe..), it is something intellectual. That's the 'fasaad' (?ada yg tau maksudnya ini kata?). It is actually ruded in something psychological. These people had traumatized, they really have a bad experience in their lives. Or they've seen something that they really emotionally disturbed by. They decided to blame God for it. And as part of their reaction of against God, like, you know, what is the biggest defend that I can do? He is even not exists. So it's start with questioning God, and then moves on to the ultimate offense against God; I don't even think He exists..."
Oke, ini pendapatnya, bahwa ateisme adalah putusan yang dibuat manusia secara sadar, dan bahwa putusan tersebut tentunya dipengaruhi oleh pengalaman hidupnya, yang kalo saya tangkep dari penjelasan di atas, justru orang-orang ateis itu adalah org yang sangat peduli dan menaruh harapan besar pada tuhannya, makanya mereka juga bisa sebegitu kecewanya, hingga berbalik drastis jadi tidak percaya lagi tuhan. Wow..wow.. tenang dulu..! bagian berikutnya lebih seru:
"..it is weird. To me, it is actually disorder, these are disturb people. If you've come to the conclusion of atheism, first of all, you've made an absolute statement about something you have no idea. The agnostics is different; 'I don't know, maybe there is a God, maybe there isn't. I don't have a way of know it.' In that, at least, there is some acknowledgement that I don't know. But atheists; 'If I can't see it, then it doesn't exist.' See? so this is the essence of their intellectual problem. The only thing that can be judge is empirical evidence, meaning five senses, sciences. This is what exists. That's it."
whoa.. jadi, orang ateis itu kelewat sombong. Taruhan, mereka pasti gak ngakuin jendela Jo-Harry di mana ada satu kuadran yang bilang klo ada hal-hal yang gak mereka tau dan orang lain pun gak tau, tapi hal-hal itu tetap ada, klo enggak, gak mungkin ada kuadrannya dong. Mereka juga gak ngikutin rumus dasar filsafat logika, bahwa 'tidak salah' bukan berarti pasti 'benar'. Tapi klo cuman debat kusir, adu kepinteran dalam 'memaknai' kuasa doang mah, ya biarin aja.. masalahnya ada hal yang lebih gaswat men, di balik paham ateis ini,, cekidot:
"..but even then, who is decided that the five senses are, who is decided that this is the only source of knowledge? etc? No answers.
Where is love come from, where is hate come from, where is fear come from; emotions. Where is hope and aspiration come from?
'Oh they're just chemical in our body..'
So they're the one who reduce human being even into just to sophisticated animal. And because they've done that, you will find this kind of weird crimes in our society that you never found in history. Like, the craziest of thing, sickest kind of thing people do when they have no sense of consequences. They have no purpose left in life, there is no one watching over them, there's no one have to answer forth, and they will get away with it. And that's society got hyena's crimes. We're not talking about murder, stealing; these are your average-jo(?) crime. We're talking about, I don't even understand why would anybody do this kind of thing, kinds of crime. That's producted by atheism.."
Uwo..woo.. so being atheism itself is an ultimate crime. Ya eyyalaaaah.. pan Allah sendiri udah bilang kalo itu merupakan salah satu dari tiga dosa paling besar. Seru banget ya? lebih lengkapnya nonton di mari aja.
Jadi ya, kita orang yang pernah kuliah psikologi pasti pernah kenal sama sebuah buku yang namanya *DSM-IV-TR. Kepanjangannya adalah Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders yang diterbitkan oleh APA (bukan tunggangan Aang, si Pengendali Udara Terakhir). Itu di atas lepanjangan DSMnya doang sih, angka romawi IV nunjukkin ini edisi yang ke empat, TRnya itu Text Revision. Jadi buku ini adalah diktat panduan berbagai penyakit jiwa yang sudah direvisi untuk keempat kalinya. kenapa saya tulis DSM-IV-TR dan bukan DSM saja? Untuk mastiin, biar klo ada yang penasaran gugling gak nyangsang ke lowongan kerja toko sepatu atau perusahaan multi di eropah. Huh? bingung? hehe..
Nah karena singkat cerita Buku sakti pegangan para praktisis kejiwaan ini memang harus diapdet setiap bberapa tahun karena memang, makin ke sini makin banyak penyakit jiwa yang terdeteksi dan ditemukan atau baru muncul di jaman sekarang. Proses apdetnya gak harus selalu melulu nambahin daftar, tapi bisa juga ngurangin. Sebagai contoh, pada DSM-III, gay dan lesbi masih diistilahkan sebagai homoseksual dan keberadaan perilaku ini masuk ke dalam daftar disorder. Tapi di DSM-IV perilaku tersebut tidak lagi ada di dalam daftar. Hal tersebut telah dianggap sebagai salah satu alternatif dalam hubungan roman manusia. CMIIW (traktir saya cendol kalo salah ;D)
Buku sakti itu memuat sederet daftar perilaku dan gejala yang muncul serta standarnya untuk membantu para praktisi mendeteksi dan menetapkan seseorang mengalami gangguan mental dan masuk kategori gangguan yang mana. Ada banyak bgt tuh daftarnya, tapi ada satu hal yang berlaku secara umum adalah, seseorang dikatakan memiliki masalah kejiwaan, ketika fungsi-fungsinya sebagai manusia terganggu, biasanya bersangkut paut erat sama fungsi sosialnya. eniwei,, masalah kejiwaan gak harus selalu gila dan teman2nya lho ya! sama aja kayak gak harus gila dulu untuk dateng ke psikolog, oh, come on dude!! (gak pake herlino)
Nah, kan.. saya bingung dan tiba-tiba terserang kantuk hebat.. mana besok musti ke depok pagi2.. bersambung dulu deh.. semoga bisa selesein ini tulisan besok.. eh, ni hari, sayang2,,tinggal 2-3 paragraf lagi paling..
Foster: "So being a scientist means I can't believe in God?"
Loker: "Well, last I checked, talking to invisible people is usually diagnosed as schizophrenia.."
[Lie To Me Season2 ep.2]
wow.. well then that's makes me have schizophrenia too Loker.. :D
Nouman Ali Khan, seorang aktivis dakwah Youtube, yang juga menjuluki dirinya sebagai Atheis-Inside-Muslim-Outside di masa lalunya, menyebut ateisme sebagai salah satu disorder alias kelainan.
"...atheism is actually a consciouss decision. It doesn't occured naturally. The other thing about atheism is, it's not ruded (? saya dengernya gtu, mohon maaf klo salah2,listening saya masih parah hehe..), it is something intellectual. That's the 'fasaad' (?ada yg tau maksudnya ini kata?). It is actually ruded in something psychological. These people had traumatized, they really have a bad experience in their lives. Or they've seen something that they really emotionally disturbed by. They decided to blame God for it. And as part of their reaction of against God, like, you know, what is the biggest defend that I can do? He is even not exists. So it's start with questioning God, and then moves on to the ultimate offense against God; I don't even think He exists..."
Oke, ini pendapatnya, bahwa ateisme adalah putusan yang dibuat manusia secara sadar, dan bahwa putusan tersebut tentunya dipengaruhi oleh pengalaman hidupnya, yang kalo saya tangkep dari penjelasan di atas, justru orang-orang ateis itu adalah org yang sangat peduli dan menaruh harapan besar pada tuhannya, makanya mereka juga bisa sebegitu kecewanya, hingga berbalik drastis jadi tidak percaya lagi tuhan. Wow..wow.. tenang dulu..! bagian berikutnya lebih seru:
"..it is weird. To me, it is actually disorder, these are disturb people. If you've come to the conclusion of atheism, first of all, you've made an absolute statement about something you have no idea. The agnostics is different; 'I don't know, maybe there is a God, maybe there isn't. I don't have a way of know it.' In that, at least, there is some acknowledgement that I don't know. But atheists; 'If I can't see it, then it doesn't exist.' See? so this is the essence of their intellectual problem. The only thing that can be judge is empirical evidence, meaning five senses, sciences. This is what exists. That's it."
whoa.. jadi, orang ateis itu kelewat sombong. Taruhan, mereka pasti gak ngakuin jendela Jo-Harry di mana ada satu kuadran yang bilang klo ada hal-hal yang gak mereka tau dan orang lain pun gak tau, tapi hal-hal itu tetap ada, klo enggak, gak mungkin ada kuadrannya dong. Mereka juga gak ngikutin rumus dasar filsafat logika, bahwa 'tidak salah' bukan berarti pasti 'benar'. Tapi klo cuman debat kusir, adu kepinteran dalam 'memaknai' kuasa doang mah, ya biarin aja.. masalahnya ada hal yang lebih gaswat men, di balik paham ateis ini,, cekidot:
"..but even then, who is decided that the five senses are, who is decided that this is the only source of knowledge? etc? No answers.
Where is love come from, where is hate come from, where is fear come from; emotions. Where is hope and aspiration come from?
'Oh they're just chemical in our body..'
So they're the one who reduce human being even into just to sophisticated animal. And because they've done that, you will find this kind of weird crimes in our society that you never found in history. Like, the craziest of thing, sickest kind of thing people do when they have no sense of consequences. They have no purpose left in life, there is no one watching over them, there's no one have to answer forth, and they will get away with it. And that's society got hyena's crimes. We're not talking about murder, stealing; these are your average-jo(?) crime. We're talking about, I don't even understand why would anybody do this kind of thing, kinds of crime. That's producted by atheism.."
Uwo..woo.. so being atheism itself is an ultimate crime. Ya eyyalaaaah.. pan Allah sendiri udah bilang kalo itu merupakan salah satu dari tiga dosa paling besar. Seru banget ya? lebih lengkapnya nonton di mari aja.
Jadi ya, kita orang yang pernah kuliah psikologi pasti pernah kenal sama sebuah buku yang namanya *DSM-IV-TR. Kepanjangannya adalah Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders yang diterbitkan oleh APA (bukan tunggangan Aang, si Pengendali Udara Terakhir). Itu di atas lepanjangan DSMnya doang sih, angka romawi IV nunjukkin ini edisi yang ke empat, TRnya itu Text Revision. Jadi buku ini adalah diktat panduan berbagai penyakit jiwa yang sudah direvisi untuk keempat kalinya. kenapa saya tulis DSM-IV-TR dan bukan DSM saja? Untuk mastiin, biar klo ada yang penasaran gugling gak nyangsang ke lowongan kerja toko sepatu atau perusahaan multi di eropah. Huh? bingung? hehe..
Nah karena singkat cerita Buku sakti pegangan para praktisis kejiwaan ini memang harus diapdet setiap bberapa tahun karena memang, makin ke sini makin banyak penyakit jiwa yang terdeteksi dan ditemukan atau baru muncul di jaman sekarang. Proses apdetnya gak harus selalu melulu nambahin daftar, tapi bisa juga ngurangin. Sebagai contoh, pada DSM-III, gay dan lesbi masih diistilahkan sebagai homoseksual dan keberadaan perilaku ini masuk ke dalam daftar disorder. Tapi di DSM-IV perilaku tersebut tidak lagi ada di dalam daftar. Hal tersebut telah dianggap sebagai salah satu alternatif dalam hubungan roman manusia. CMIIW (traktir saya cendol kalo salah ;D)
Buku sakti itu memuat sederet daftar perilaku dan gejala yang muncul serta standarnya untuk membantu para praktisi mendeteksi dan menetapkan seseorang mengalami gangguan mental dan masuk kategori gangguan yang mana. Ada banyak bgt tuh daftarnya, tapi ada satu hal yang berlaku secara umum adalah, seseorang dikatakan memiliki masalah kejiwaan, ketika fungsi-fungsinya sebagai manusia terganggu, biasanya bersangkut paut erat sama fungsi sosialnya. eniwei,, masalah kejiwaan gak harus selalu gila dan teman2nya lho ya! sama aja kayak gak harus gila dulu untuk dateng ke psikolog, oh, come on dude!! (gak pake herlino)
Nah, kan.. saya bingung dan tiba-tiba terserang kantuk hebat.. mana besok musti ke depok pagi2.. bersambung dulu deh.. semoga bisa selesein ini tulisan besok.. eh, ni hari, sayang2,,tinggal 2-3 paragraf lagi paling..
Hm, menarik. Menghubungkan ateisme dengan PTSD (Post Traumatic Syndrome Disorder). Tapi masuk akal juga. Karena secara natural, setiap manusia pasti percaya terhadap kekuatan di luar dirinya. Ketika kekuatan ini dihubungkan dengan agama, dan ketika orang tersebut kecewa dengan agamanya tersebut (kekecewaan yang begitu mendalam sehingga menimbulkan efek trauma), maka salah 1 pilihan sadar yang dia ambil adalah dengan menjadi ateis.
ReplyDeleteMirip seperti salah 1 alur pembentuk gay dan lesbian. Trauma terhadap lawan jenis yang membentuk rasa suka terhadap sesama jenis.
Trauma memang luar biasa. Di satu sisi menyebabkan banyak masalah kejiwaan. Tapi di sisi lain, merupakan sebuah contoh instant learning yang melekat kuat. Jika saja kita dapat memanfaatkan proses trauma ini dengan baik...