Aku ditakdirkan jauh dengan dua revolusi, jauh secara geografis tapi dekat di hati.
Saat reformasi 1998 lahir di Indonesia, aku masih bercelana biru di Cairo sana, tapi dekat dengan revolusi, karena ayah dan teman-teman mahasiswa ikut kontribusi melakukan gerakan solidaritas reformasi di sana, di Cairo, di waktu mantan Presiden Soeharto sedang berkunjung mengikuti KTT. Beliau pulang lebih cepat karena situasi bergerak cepat, tak sampai 48 jam kemudian beliau mengumumkan pidato pengunduran dirinya.
Kini berlaku sebaliknya, saat revolusi pecah di Mesir, lagi-lagi aku jauh secara geografis, tapi dekat di hati. Jauh jarakku memang, tapi Mesir selalu di hati, kini bahkan tak lagi soal jatuh hati irrasionalku pada negeri itu, tapi juga karena gerbong kebaikan yang aku ikuti, dan statusku sebagai CPNS Kemlu.
Untuk dua revolusi ini aku jauh tapi dekat...aku berdoa, jika usiaku sampai di awal kebangkitan Dien ini, Allah memuliakanku menjadi bagian dari revolusi perbaikan dunia, atau setidaknya punya andil positif membuka jalannya. Allahumma Amin.
Allahumma Amin.....
ReplyDeleteAllahumma Amin.....
ReplyDelete